Abstract:
Wama merupakan salah satu kendala dalam pengolahan air limbah
industri pulp. Usaha penghilangan warna telah dilakukan menggunakan jamur
pelapuk putih Phanerochaete chrysosporium dengan menambahkan nutrien
berupa garam mendel dan MnSO.
Intensitas warna air limbah dapat
berkurang hingga 32,6 PCU (terjadi penurunan kadar wama sebanyak 92, 7
%), dan bersama dengan itu COD air limbah berkurang hingga 802,8 ppm
(terjadi penurunan COD sebanyak 82,16 %). Selain kadar wama dan COD,
pH air limbah juga mengalami penurunan selama proses pengolahan,
sedangkan berat biomassa yang dihasilkan mengalami kenaikan.
Dalam penelitian ini telah diamati pengaruh pH dan MnSO, terhadap
penurunan kadar wama air limbah selama 12 hari menggunakan isolat mumi
Phanerochaete chrysosporium. pH mempengaruhi penurunan kadar wama
selama proses pengolahan di atas berlangsung. Air limbah yang diolah pada
pH awal 5 memberikan hasil penurunan kadar wama yang
lebih baik
dibandingkan dengan pH awal 5,5 dan pH awal 6 dan hasil yang diberikan
tersebut berbeda nyata.
Kehadiran MnSO, di dalam pengolahan air limbah ini, memberikan
pengaruh yang sangat nyata terhadap penurunan kadar wama. Penggunaan
MnSO pada konsentrasi 100, 200 dan .300 ppm menunjukkan penurunan
kadar wama yang berbeda nyata pada akhir pengolahan.
Dengan demikian, penggunaan MnSO, 300 ppm, pH awal 5 dan lama
fermentasi 12 hari merupakan kondisi yang paling sesuai untuk penghilangan
kadar wama air limbah industri pulp menggunakan jamur Phanerochaete
chrysosporium.