Abstract:
Sitronelal merupakan bahan kimia jadi yang berasal dari minyak sereh wangi, yang
berfungsi sebagai obat anti nyamuk, flavoring agent, fragrans, obat-obatan serta bahan dasar
kosmetika. Pada umumnya sitronelal masih sulit ditemukan di Indonesia, hingga saat ini
hanya ada dua industri yang memproduksi sitronelal, yaitu PT.Van Aroma dan PT. Indesso
Aroma. Industri yang menggunakan sitronelal sebagai bahan baku saat ini masih bergantung
pada import. Hal ini dikarenakan industri minyak sereh wangi di Indonesia masih merupakan
industri hulu yang baru mampu menghasilkan minyak kasar dan langsung diekspor dengan
harga murah, sedangkan industri hilirnya sudah berkembang bahkan sudah mampu
menghasilkan komoditi ekspor, dengan menggunakan bahan baku impor yang harganya jauh
lebih mahal dari pada harga minyak sereh kasar yang diekspor.
Untuk menyelesaikan kondisi ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai
sitronelal, maka dibangun pabrik baru. Salah satu proses dengan kondisi ekonomi dan
teknoekonomi yang menguntungkan untuk memproduksi sitronelal adalah proses distilasi.
Kemurnian sitronelal yang beredar dipasaran Indonesia saat ini sebesar 95%, direncanakan
pabrik akan memproduksi sitronelal dengan kemurnian 98,91% dengan menggunakan
teknologi proses yang ramah lingkungan serta kondisi operasi yang relatif rendah sehingga
dapat mengurangi penggunaan energi.
Pabrik direncanakan akan dibangun di Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh dengan
kapasitas 100 ton/tahun. Pembangunan dimulai pada awal tahun 2021 dan akan beroperasi
pada tahun 2022. Bahan baku yang digunakan adalah minyak sereh wangi yang diperoleh dari
para petani penyulingan minyak sereh wangi di Kabupaten Gayo Lues dan sekitarnya. Proses
produksi meliputi 3 tahap, yaitu persiapan bahan baku, pemisahan dan pemurnian. Persiapan ix
bahan baku dilakukan dengan uji laboratorium untuk mengetahui persentase komponen
minyak sereh wangi. Proses pemisahan pertama dilakukan menggunakan flash distillation
pada 34,6⁰C;1 mbar. Proses ini digunakan untuk memisahkan senyawa limonen dan linalool.
Proses pemisahan kedua dilakukan menggunakan distilasi fraksinasi untuk memisahkan
sitronelal dari komponen lainnya, dimana bagian atas kolom beroperasi pada 51,14⁰C;1 mbar
sedangkan bagian bawah kolom beroperasi pada 78,30⁰C;2 mbar. Proses pemurnian
dilakukan dengan cara mengalirkan overhead product distilasi fraksinasi menuju distilasi
molekuler yang beroperasi pada tekanan 1 mbar. Pada proses ini sitronelal yang memiliki
tekanan uap lebih tinggi akan menguap pada 50,2⁰C, sedangkan campuran lainnya yang
memiliki tekanan uap lebih rendah dari sitronelal tetap berada pada fasa cair pada 47,43⁰C.
Pada pabrik ini, terdapat produk samping yang memiliki nilai jual, sehingga dilakukan proses
pemisahan tambahan untuk menghasilkan sitronelol 98% dan geraniol teknis. Proses
pemisahan ini menggunakan distilasi molekuler yang beroperasi pada tekanan 1 mbar, dimana
sitronelol akan menguap pada 76,14⁰C sedangkan komponen lainnya tetap berada pada fasa
cair pada 66,50⁰C.
Perusahaan ini berbadan hukum perseroan terbatas (PT) dimana struktur organisasi
yang dipakai adalah garis dan staf. Perusahaan ini dipimpin oleh seorang direktur utama
dengan jumlah karyawan 96 orang. Berdasarkan analisa ekonomi yang dilakukan, disimpulkan
bahwa perancangan pabrik sitronelal yang akan didirikan ini layak (feasible) karena diperoleh
NCF PV pada bunga bank sebesar 9,75 % sebesar Rp 286 Milyar, dengan Minimum Payback
Period (MPP) didapatkan pada 4 tahun 3 bulan 11 hari, sehingga investasi kembali sebelum
umur pabrik 10 tahun dan Internal Rate of Return (IRR) sebesar 34,06% yang mana lebih
besar dari tingkat bunga yang berlaku (9,75%).