Abstract:
Minyak atsiri dari daun sereh wangi (Cymbopogon nardus) adalah cairan kuning
terang tidak berwarna dengan karakteristik mirip aroma kayu, rumput atau lemon. Minyak
atsiri dari daun sereh wangi (Cymbopogon nardus) merupakan produk penting untuk
menghasilkan bahan dasar pembuatan parfum, antiseptik, kosmetik obat-obatan, perisa
makanan dan minuman serta pencampuran rokok kretek.
Tujuan didirikannya pabrik minyak atsiri dari daun sereh wangi (Cymbopogon
nardus) yaitu, untuk memenuhi permintaan minyak atsiri dari daun sereh wangi
(Cymbopogon nardus) di Indonesia sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.
Berdasarkan ketersediaan luas lahan dan bahan baku saat ini berkisar 50 ha dengan perolehan
minyak 88 ton/tahun sehingga peluang yang diambil untuk mendirikan pabrik adalah 88
ton/tahun.
Bahan baku yang digunakan pada produksi minyak atsiri dari daun sereh wangi
adalah daun sereh wangi (Cymbopogon nardus) dan gas CO2 superkritik. Salah satu cara
memproduksi minyak sereh wangi yaitu dengan cara ekstraksi superkritik. Proses ekstraksi
superkritik berjalan selama 60 menit pada suhu 60oC dan tekana 148 atm. Fluida superkritis
memiliki densitas dan kekuatan pelarut yang hampir sebanding dengan cairan. Viskositas
yang lebih rendah dari cairan, menyebabkan fluida superkritis memiliki kemampuan untuk
penetrasi matriks inert dan solut ekstrak yang lebih baik. Proses ektraksi CO2 superkritik
memiliki daya difusi lebih besar dari difusivitas cairan, yaitu 0,2 x 10-3 D cm2
/s hingga 0,7
x 10-3 D cm2
/s sehingga menghasilkan laju transfer massa yang lebih besar.xiv
Hasil analisa ekonomi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Total Modal Investasi = Rp 59.200.000.000
• Modal sendiri (65%) = Rp 38.500.000.000
• Pinjaman Bank (35%) = Rp 20.700.000.000
b. Suku bunga pertahun = 18,75%
c. Jangka waktu pinjaman = 5 tahun
d. BEP (Break even Point) = 58,69%
e. NCFPV (Net Cash Flow at Present Value) = Rp 57.400.000.000
f. IRR (Internal Rate of Return) = 36.973%
g. MPP (Minimum Payback Period) = 4 tahun 3 bulan
Jadi, berdasarkan hasil analisa ekonomi, pabrik yang akan didirikan layak (feasible).