Abstract:
Metanol merupakan produk industri hulu petrokimia yang merupakan turunan gas alam
yang digunakan oleh berbagai industri di dunia. Metanol saat ini memiliki peran penting
pada ekonomi global sebagai bahan baku yang banyak digunakan di industri kimia yang
berbagai macam kebutuhan, seperti pembuatan formaldehid, bahan perekat, bahan
pengawet, dan bahan bakar. Permintaan metanol di dunia selalu mengalami peningkatan
tiap tahun. Tercatat pertumbuhan kebutuhan metanol di dunia mencapai 4,35% sejak
tahun 2015 (Methanol Institute, 2015). Pada tahun 2019, permintaan metanol dunia
mencapai 98,3 juta ton mengakibatkan Indonesia masih impor metanol dari luar negeri.
Hal ini yang menjadi salah satu faktor didirikannya pabrik metanol. Pra rancangan
pabrik metanol ini, direncanakan memproduksi metanol dengan kapasitas 125.000
ton/tahun. Bahan baku yang akan digunakan dalam pabrik ini didapatkan dari PLTU
Banten dan PT Air Liquide Indonesia. Proses produksi metanol dari gas CO2 dan H2
mengacu pada paten EP2831025B1 pada tahun 2017 dengan mempertimbangkan bahan
baku, kondisi operasi, penggunaan katalis dan konversi produk yang dihasilkan. Proses
sintesis metanol ini mereaksikan antara gas CO2 dan H2 dengan bantuan katalis
Cu/ZnO/Al2O3/ZrO2 dalam reaktor fixedbed multitube. Pabrik metanol ini
membutuhkan modal investasi sebesar 1,81 Triliun dengan biaya produksi total sebesar
Rp 1,76 Triliun/tahun. Analisa kelayakan ini memberikan hasil yaitu memiliki
Minimum Payback Period (MPP) selama 4,88 tahun. Dengan nilai Internal Rate of
Return (IRR) sebesar 32,93%, Break Even Point (BEP) sebesar 50% pada tahun
pertama, dan NCFPV pada bunga bank 10% adalah bernilai positif. Berdasarkan datadata analisa diatas dapat disimpulkan bahwa pabrik metanol ini menguntungkan dan
layak untuk didirikan.