Abstract:
Perkembangan industri di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat pesat dari
tahun ke tahun, khususnya dalam industri kimia. Salah satunya gliserol monooleat (GMO)
merupakan suatu senyawa organik yang banyak digunakan dalam industri makanan, kosmetik,
farmasi, dan cat, yang berfungsi sebagai pelarut, pelembut pada makanan, dan kosmetik. GMO
di Indonesia di proyeksikan mencapai 189.16 hingga tahun 2027. Hal ini dapat menjadi peluang
pendirian pabrik GMO dalam mengurangi angka impor dan menambah devisa negara dengan
meningkatkan ekspor. Pabrik GMO dirancang dengan kapasitas 120 ton per tahun. Bahan baku
yang digunakan untuk memproduksi GMO adalah gliserol dan asam oleat dengan tertt-butanol
untuk menghomogenkan gliserol dan asam oleat. Pabrik ini akan didirikan di Kawasan Industri
Maspion Gresik Jl. Betta Manyar, Gresik, Jawa Timur. Pabrik GMO ini akan dioperasikan
secara kontinyu. Proses produksi GMO pada pabrik ini terdapat dua tahapan utama yaitu reaksi
dan pemurnian. Pada reaktor tubular akan terjadi reaksi esterfikasi pada suhu 240
o
C dan
tekanan 35 atm hingga terbentuk gliserol monooleat. Untuk tahapan pemurnian, gliserol
monooleat dipisahkan dari asam oleat yang akan dikembalikan ke mixing point menggunakan
metode distilasi pada suhu 351
o
C dan tekanan 1 atm hingga kemurnian GMO 99% dan disimpan
kedalam tangki produk. Pabrik GMO membutuhkan unit utilitas diantaranya air, listrik, dan
bahan bakar solar. Kebutuhan air berasal dari PT. PP Krakatau Tirta Industri sebanyak 1.44
m
3
/jam untuk kebutuhan start-up dan 1.05 m
3
/jam untuk kebutuhan kontinyu. Kebutuhan listrik
berasal dari PLN mencapai 222.49 kWh. Kebutuhan bahan bakar solar berasal dari PT.
Pertamina sebesar 310.11 liter/hari. Bentuk badan hukum perusahaan ini adalah Perseroan
Terbatas (PT) dengan struktur organisasi yang dipakai adalah sistem garis dan staff. Perusahaan
ini dipimpin oleh seorang direktur dengan jumlah karyawan 120 orang. Karyawan terdiri dari
karyawan shift dan karyawan non-shift yang bekerja sesuai dengan jam kerja. Pabrik ini beroperasi selama 330 hari dalam satu tahun. Berdasarkan hasil analisa ekonomi yang dilakukan
dengan suku bunga bank sebesar 10% adalah sebagai berikut:
a. Total Capital Investment
= Rp. 288.000.000.000
b. Modal sendiri (65%)
= Rp.188.000.000.000
c. Pinjaman Bank (35%)
= Rp. 100.000.000.000
Suku Bunga
= 10%
Periode Peminjaman
= 5 tahun
Break Even Point (BEP) tahun pertama = 59%
d. Minimum Payback Period (MPP)
= 4 tahun 9 bulan 2 hari
e. Internal Rate of Return (IRR)
= 31 %
f. Net Cash Flow at Present Value
= Rp. 473.000.000.000
Berdasarkan hasil analisa ekonomi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pabrik
gliserol monooleat ini layak untuk didirikan (feasible).