Abstract:
Metil Laktat adalah bio solvent yang ramah lingkungan sebagai senyawa turunan ester,
berwujud cair, tidak berwarna, dan larut dalam air, alkohol, serta eter. Metil laktat digunakan
di industri kosmetik dan farmasi sebagai pelarut organik, juga sebagai pelarut resin, tinta, dan
bahan baku pembuatan varnish di industri cat. Indonesia masih mengimpor Metil Laktat dari
luar negeri, sehingga hal ini menjadi peluang untuk mendirikan pabrik Metil Laktat di
Indonesia. Dengan mempertimbangan peluang pasar, ketersediaan sumber daya bahan baku
yang cukup besar, dan kapasitas ekonomis yang sudah ada, maka dapat ditentukan kapasitas
pabrik Metil Laktat sebesar 8.000 ton/tahun. Pemilihan lokasi berdirinya pabrik Metil Laktat
didirikan di kawasan industri PT. Kaltim Industrial Estate, Bontang, Kalimantan Timur yang
berdekatan dengan ketersediaan bahan baku dan sarana trasportasi yang memadai serta tenaga
kerja yang ada. Pabrik ini dioperasikan selama 330 hari dan lama shut down selama 35 hari
dengan jumlah karyawan sebanyak 173 orang.
Produksi Metil Laktat dilakukan menggunakan bahan baku Gliserol dan Metanol.
Memproduksi Metil Laktat dapat dilakukan dengan dua kali proses. Pada proses pertama
menggunakan reaktor berpengaduk dengan suhu 230°C pada tekanan 1 atm, dan reaksi bersifat
eksotermis. Pada reaktor pertama, gliserol direaksikan dengan reaktan Kalsium Oksida dengan
bantuan CuO sebagai katalis menghasilkan Kalsium Laktat yang digunakan sebagai bahan
baku di reactor kedua nantinya. Pada proses kedua menggunakan reaktor bubble dengan suhu
180°C pada tekanan 1 atm, dan reaksi bersifat eksotermis. Bahan baku pada reactor kedua ini
adalah hasil keluaran proses pertama, yaitu Kalsium Laktat. Kalsium Laktat direaksikan
dengan Metanol dan Karbon Dioksida menghasilkan produk utama Metil Laktat dengan kemurnial 99,98% dan Kalsium Karbonat sebagai produk samping. Utilitas pabrik Metil Laktat
membutuhkan air untuk media proses sebanyak 578107,892 kg/hari, kebutuhan listrik sebesar
514 kWh, dan bahan bakar solar sebanyak 1399 liter/hari.
Perusahaan ini berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT). Analisa kelayakan pendirian
pabrik menggunakan analisa ekonomi dengan data yang diperoleh sebagai berikut:
1. Pembangunan pabrik akan dilaksanakan kurang lebih selama satu tahun yang dimulai
pada awal tahun 2027, sehingga pabrik dapat beroperasi pada tahun 2028.
2. Total Modal Investasi (TCI)
: 437 Miliar
- Modal pribadi (66%)
: 287 Miliar
- Pinjaman bank (34%)
: 150 Miliar
3. Suku bunga per tahun
: 8%
4. Jangka waktu peminjaman
: 10 tahun (Grace Period 1 Tahun)
5. Break Even Point (BEP) tahun pertama : 41%
6. Internal Rate of Return (IRR)
: 46,89%
7. Minimum Payback Period (MPP)
: 3 tahun 2 bulan 9 hari
Dari hasil analisa ekonomi di atas dan di tunjang dengan perekonomian Indonesia yang
stabil dan berkembang, maka pabrik Metil Laktat dengan kapasitas 8.000 ton/tahun layak
untuk didirikan.