Abstract:
PT.TIFICO merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam
bidang tekstil atau benang. Perusahaan ini menghasilkan benang
dengan jenis FOY, POY, DRY, DTY. Tujuan utama perusahaan adalah
pasaran luar negeri. Semakin ketatnya persaingan dengan perusahaan
lain dengan jenis produk yang sama, menuntut perusahaan ini harus
tetap waspada dalam menjaga kualitas produknya. Dan sering kali hasil
produk mengalami penyimpangan atau tidak memenuhi spesifikasi
yang ada. Oleh karena itu perlu adanya suatu tindakan yang nyata
untuk memperbaiki keadaan ini.
Pada saat ini perusahaan sudah memiliki alat pengendali
kualitas sehingga sudah dapat diketahui secara pasti cacat yang terjadi
masih dalam batas kendali atau tidak tetapi untuk penggunaan dari alat
pengendali ini belum diketahui apakah sudah optimal atau belum.Untuk
keperluan tersebut penulis berusaha memecahkan masalah
pengendalian kualitas dengan melakukan penelitian dan analisa
terhadap karakteristik kecacatan kualitas produk dengan menggunakan
alat pengendali kualitas berupa diagram pareto, bagan kendali dan
diagram sebab akibat.
Dari pengolahan data dengan bagan kendali p dan grafik pada
benang dengan jenis FOY diketahui pada bulan April terdapat 3,24%
produk cacat, pada bulan Mei 2,8% produk cacat, dan pada bulan Juni
3,4% produk cacat. Pada jenis POY diketahui pada bulan April terdapat
3,5% produk cacat, pada bulan Mei 3,6% produk cacat, dan pada bulan
Juni 4% produk cacat.
Dari diagram Pareto pada jenis FOY diketahui pada bulan April
cacat terbesar adalah wrap sebesar 54,6%,pada bulan Mei dan Juni
cacat terbesar adalah wrap sebesar 62, 1 % dan 58,1%. Pada jenis POY
diketahui pada bulan April cacat terbesar adalah wrap yaitu sobesar
50/9% dan pada bulan Mei dan Juni cacat terbesar adalah wrap yaitu
sebesar 52,2% dan 53,3%.
Dari diagram sebab akibat diketahui faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya penyimpangan adalah arena kesalahan
manusia, kualitas material, lingkungan bekerja dan mesin/peralatan
yang digunakan.Diharapakan karakteristik kecacatan yang perlu
mendapat prioritas untuk segera dikendalikan sehingga pada periode
selanjutnya penyimpangan atau cacat yang terjadi dapat ditekan.