Abstract:
Tartaric acid (H2C4H4O6) atau asam tartarat merupakan senyawa organic turunan asam
askorbat, seperti asam oksalat dan asam treonat. Asam tartarat memiliki 4 gugus hidroksil dan
merupakan salah satu asam primer yang dijumpai pada anggur selain asam malat dan asam
sitrat. Asam Tartrat banyak digunakan sebagai asidulan dan pemberi rasa, juga sebagai kofomer
uang berfungsi untuk meningkatkan kelarutan dan laju disolusi dalam kokristalisasi. Jumlah
import asam tartartat dari luar negri ke Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Konsumsi
asam tartarat di Indonesia diproyeksikan mencapai 1.323,84 kg/tahun pada tahun 2026. Hal ini
menjadi peluang pendirian pabrik Asam Tartarat dalam tujuan penurunan angka impor dan
menambah devisa negara dengan meningkatkan expor.
Pabrik tartaric acid dirancang dengan kapasitas 10.000 ton per tahun. Bahan baku yang
digunakan yaitu Potassium Hydrogen Tartrat yang diperoleh dari Potassium Hydrogen Tartrate
murni, Kalsium Klorida, Kalsium Sulfat, dan Asam Sulfat. Pabrik ini akan didirikan di Gunung
Putri, Kabupaten Bogor dengan jumlah 1 plant dan proses dilakukan secara kontinyu.
Proses produksi Tartaric Acid di awali dengan bahan baku Potassium Bitartrat
(KHC4H4O6) dengan dua tahap reaksi, yaitu reaksi substitusi menggunakan Calcium Hydroxide
(CaOH)2 dan Calcium Chloride (CaCl2) dan reaksi decomposer dengan Sulfuric Acid (H2SO4)
dalam reaktor alir tanki berpengaduk (RATB) yang dilengkapi dengan koil pendingin karena
reaksi berlangsung secara eksotermis dilakukan pada suhu 70 °C. Reaksi antara Potassium
bitartrate dengan calcium hydroxide, calcium chloride dan asam sulfat menghasilkan produk
samping berupa CaSO4. Produk Tartaric Acid hasil reaksi masih membutuhkan proses
pemurnian lebih lanjut untuk diperoleh produk Tartaric Acid dengan kemurnian 99,9 %. Kebutuhan air sebagai salah satu unit utilitas dalam pabrik ini berasal dari Sungai Cikeas
dengan kebutuhan 966.804 kg/jam untuk start up dan untuk proses continue pada unit proses.
Kebutuhan listrik berasal dari PT PLN mencapai 99 kWh/hari serta kebutuhan bahan bakar solar
berasal dari PT Pertamina sebesar 174,3615 liter/hari.
Perusahan ini berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh seorang
direktur utama dengan jumlah karyawan 128 orang. Berdasarkan analisis ekonomi yang telah
dilakukan, diperoleh:
a. Total Capital Investment
= Rp 1.469.265.000.000,-
b. Pinjaman bank
= Rp 398.238.000.000,-
c. Suku bunga
= 9,95%
d. Periode pinjaman
= 5 tahun
e. Break Even Point tahun pertama = 39,42%
f. Minimum Payment Periode
= 4 tahun 8 bulan 9 hari
g. Internal Retun Ratio
= 37,02%
Maka dapat disimpulkan bahwa pabrik Tartaric Acid ini layak untuk didirikan.