Abstract:
PT Samwon Copper Tube Indonesia adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang elektronik dan
memproduksi berbagai macam part kulkas. Dalam proses produksinya, pekerjaan lebih banyak dilakukan
oleh tenaga manusia dari pada mesin. Hal ini menyebabkan beban kerja yang cukup besar bagi para
operator, yang pada dapat menyebabkan stres, kelelahan, dan bahkan kecelakaan kerja pada karyawan. Di
lini produksi Evaporator Freezer, para karyawan bekerja selama 7 jam secara terus-menerus selama 5 hari
dalam seminggu, dan juga sering kali harus bekerja lembur hingga akhir pekan untuk mencapai target
produksi yang terbatas. Akibatnya, terlihat gejala kelelahan fisik dan mental pada para karyawan di lini
produksi Evaporator Freezer. Untuk mengukur tingkat beban kerja, digunakan metode NASA-TLX untuk
beban kerja mental, dan metode Work Sampling dan Borg Scale untuk beban kerja fisik. Berdasarkan
perhitungan beban kerja mental menggunakan metode NASA-TLX, aspek yang paling dominan saat
sebelum bekerja adalah Performance dan Mental Demand. Sementara aspek yang dominan pada saat
pengukuran setelah kerja adalah Physical Demand dan Performance. Lalu berdasarkan hasil perhitungan
dapat di lihat bahwa pada operator di lantai produksi Evaporator Freezer Memiliki nilai di atas 75% yang
artinya operator Evaporator Freezer memiliki tingkat produktivitas pekerja super Produktif .Sehingga di
berikannya usulan perbaikan , yaitu menambah 1 karyawan atau memberikan kompensasi berupa insentif
untuk memotivasi operator bekerja secara efektif dan efisien, rekomendasi yang dipilih adalah memberikan
insentif kepada 5 karyawan. Insentif ini akan diberikan sebesar Rp. 5.312.000 per bulan. Sebagai
perbandingan, jika perusahaan memilih untuk menambah 1 karyawan, maka biaya yang dikeluarkan
perusahaan sebesar Rp. 4.250.000 per bulan.