Abstract:
Persaingan didunia industri semakin ketat dalam menjaga kualitas dan konsistensi proses produksi. PT.
XYZ merupakan perusahaan maklon untuk obat tradisional dan kosmetik dengan banyak menggunakan
bahan bahan nano herbal sebagai bahan aktif. Salah satu produk yang dihasilkan adalah produk herbal.
Meski Perusahaan telah mempunyai sertifikasi ISO 9001:2015 untuk manajemen mutu produksinya masih
ditemukan defect produk dibagian quality control. Hal ini mengakibatkan produktivitas dan efektivitas dari
suatu produk menurun. Metode six sigma dengan pendekatan DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve,
Control) digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah defect tertinggi
berada pada defect tutup bocor. Lalu untuk hasil FMEA ditemukan 3 RPN tertinggi pada defect tutup bocor,
yaitu ranking 1 tekanan mesin kurang stabil mendapat nilai 168, ranking 2 overload pemakaian mesin
mendapat nilai 144, dan ranking 3 kurangnya fokus operator mendapat nilai 45. Selain itu, untuk
meningkatkan kualitas dan memenuhi kebutuhan konsumen maka digunakan metode Quality Function
Deployment (QFD). Dimensi kualitas produk yang digunakan untuk menentukan atribut produk adalah
performance, fiture, reliability, conformance, durability, serviceability, aesthetic, dan perceived quality.
Berdasarkan hasil pengolahan, diketahui bahwa nilai matriks interaksi, absolute importance berada pada
respon teknis perancangan desain kemasan dengan nilai sebesar 4,32. Sedangkan untuk nilai absolute
importance terendah berada pada perawatan peralatan produksi dengan nilai 0,71. Usulan perbaikan yang
diberikan adalah melakukan pemeriksaan terhadap botol kemasan, pemeliharaan mesin secara berkala, dan
memberikan pembekalan serta pelatihan terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP).