DSpace Repository

PELATIHAN BUAH KEPAYANG MENJADI BAHAN EKONOMIS BAGI UMKM BINAAN CRS PT BUKIT ASAM, TANJUNG ENIM

Show simple item record

dc.contributor.author Makosim, Syahril
dc.contributor.author Muhami, Muhami
dc.contributor.author Leonita, Shinta
dc.date.accessioned 2021-09-14T13:09:14Z
dc.date.available 2021-09-14T13:09:14Z
dc.date.issued 2021-08
dc.identifier.uri http://repository.iti.ac.id/jspui/handle/123456789/857
dc.description Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat en_US
dc.description.abstract Buah kepayang atau buah picung (Pangium edule. Reinw.) atau biasa juga dikenal dengan nama kluwek, biasa dijadikan bumbu atau campuran bahan dalam masakan. Bagian buah picung yang dapat diolah menjadi bumbu masak adalah bijinya atau lebih tepatnya daging biji. Pohon picung mengandung asam sianida yang bersifat racun. Biji picung adalah bagian tanaman yang paling banyak mengandung asam sianida. Oleh karena itu untuk memanfaatkan biji kepayang menjadi bumbu masak, sebelumnya harus dilakukan proses penghilangan atau pengurangan asam sianidanya, hingga tidak membahayakan orang yang mengkonsumsinya. Salah satu bahan pangan khas masyarakat Sematera Selatan adalah kepayang. Sesuai namanya, kepayang terbuat dari biji kepayang yang difermentasi bersama bubur beras. Biasanya kepayang dikonsumsi sebagai lauk bersama nasi setelah diolah terlebih dahulu bersama bahan pangan lain menjadi suatu masakan khas Sumatera Selatan. Jadi kepayang dapat juga dikatakan sebagai bumbu khas makanan masyarakat Sumatera Selatan Hasil penelitian pembuatan kepayang dengan cara fermentasi yang dilakukan oleh tim abdimas dibantu Indrawan yang melakukan uji coba di laboratorium pada tahun 2021, menunjukkan bahwa kepayang yang mendapat respon panelis terbaik yaitu terdiri atas daging kepayang dan bubur beras dengan perbandingan 1:1. Kandungan nutrisi kepayang hasil uji coba tersebut adalah sebagai berikut : kadar air 48,40%; kadar abu 1,23%; kadar protein 7,96%; kadar lemak 24,37%; kadar asam sianida 0,01%; dan kadar bakteri asam laktat 6,02 CFU/mg. Sebagai bumbu khas masakan masyarakat Sumatera Selatan, kepayang berpotensi untuk diproduksi secara komersil, khususnya di daerah Sumatera Selatan. Tanjung Enim yang termasuk wilayah Sumatera Selatan mempunyai kemampuan untuk menangkap peluang sebagai sentra produksi kepayang. Mengapa demikian, karena di Tanjung Enim ada PT Bukit Asam yang komitmen dengan CSRnya, dan dapat sebagai penyandang dana, ada UMKM yang handal dan gigih dalam menjalankan produksinya, serta sumber bahan baku atau bauh picung yang mudah didapat. Pelatihan pembuatan kepayang dengan formula hasil penelitian tim abdimas TIP-ITI pada UMKM binaan CSR PT Bukit Asam, diharapkan dapat menjadi alternatif peningkatan pendapatan UMKM tersebut. Agar hasil pelatihan dapat langsung diterapkan oleh para pelaku UMKM, maka materi pelatihan ditambah contoh kajian kelayakan usaha kepayang secara finansial en_US
dc.language.iso other en_US
dc.publisher Institut Teknologi Indonesia en_US
dc.subject Kepayang en_US
dc.subject Fermentasi en_US
dc.subject PT Bukit Asam en_US
dc.title PELATIHAN BUAH KEPAYANG MENJADI BAHAN EKONOMIS BAGI UMKM BINAAN CRS PT BUKIT ASAM, TANJUNG ENIM en_US
dc.type Other en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Advanced Search

Browse

My Account