Abstract:
Pada era ini, setiap negara berkompetisi di berbagai sektor perdagangan untuk
memajukan negaranya, salah satu diantaranya adalah sektor industri. Sektor
industry yang sedang berkembang di Indonesia ialah industry polimer, khususnya
industri Vinyl Chloride Monomer (VCM) sebagai bahan baku pembuatan Poly Vinyl
Chloride (PVC).
Pendirian pabrik VCM akan dimulai pada tahun 2021 dan beroperasional pada tahun
2023 dengan kapasitas produksi 230.000 ton/tahun. Lokasi pabrik akan didirikan di
Cilegon. Etylene Dichloride (EDC) sebagai bahan baku akan disuplai oleh PT.
Asahimas Chemical dan air sebagai utilitas akan disuplai oleh PT. Sulfindo Adi
Usaha.
Proses produksi VCM dibuat dengan perengkahan EDC pada suhu 500
0C dan
tekanan 26 atm. Proses perengkahan menghasilkan VCM dan hydrochloric acid
(HCl). Setelah itu HCl sebagai produk samping akan dipisahkan menggunakan flash
drum, sedangkan produk VCM akan dimurnikan ke kolom destilasi.
Sarana penunjang sangat dibtuhkan untuk kelancaran proses produksi, yaitu :
a. Kebutuhan Air : 11,205 m3
/jam
b. Kebutuhan listrik : 24,068 kW/jam
Rencana pembiayaan pabrik VCM ini dilakukan oleh pihak swasta. Badan usaha
yang dipilih adalah Perseroan Terbatas (PT) dengan struktur organisasi garis dan
staff. Total karyawan perusahan sebanyak 146 orang yang akan dipimpin oleh
seorang direktur.13
13
13
Berdasarkan dari hasil analisa ekonomi yang dilakukan, diperoleh :
a. Investasi modal total
• Modal sendiri (79,8%) : Rp 1.927.000.000.000
• Pinjaman Bank (20,2%) : Rp 500.000.000.000
b. Break Even-Point (BEP) tahun ke-1 : 35,56 %
c. Internal Rate of Return (IRR) : 25,27 %
d. Minimum Payback Period (MPP) : 5 Tahun 4 Bulan
e. Net Cash Flow @ Present Value : Rp 7.483.000.000.000
Berdasarkan hasil analisis ekonomi di atas, maka pabrik VCM dengan kapasitas
230.000 ton per tahun layak didirikan.