Abstract:
Zinc (Zn) merupakan logam transisi dengan nomer atom 30, secara fisik berwarna
putih dan apabila dilihat dengan menggunakan mikroskop akan berwarna putih kebiruan.
Bijih utama Zinc adalah sphalerite dan sering ditambang untuk campuran cadmium, indium,
gallium atau germanium. Zinc dapat dimanfaatkan dalam berbagai industri seperti industri
peralatan listrik rumah tangga, kontruksi, pembuatan mobil, baterai dan industri lainnya. Data
dari PT. Kapuas Prima Coal cadangan Zinc ore sebagai bahan baku pembuatan konsentrat
Zinc sekitar 6,2 juta ton dan PT. Dairi Prima Mineral memiliki cadangan sebesar 11 juta ton.
Impor Zinc di Indonesia sangat tinggi menurut data dari Badan Pusat Statistik, tetapi produksi
Zinc itu sendiri belum tersedia, sedangkan ekspor Zinc ore & Concentrate terus meningkat.
Oleh karena itu, terdapat potensi yang sangat besar untuk didirikan pabrik Zinc mengingat
kebutuhan semakin meningkat dan ketersedian bahan baku.
Pabrik direncanakan akan dibangun di Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan
Tengah dengan kapasitas 39,300 ton/tahun. Pembangunan dimulai pada awal tahun 2021 dan
akan beroperasi pada awal tahun 2023. Langkah yang dilakukan pada proses produksi Zinc
powder yaitu pertama Zinc Concentrate dilakukan proses roasting untuk menghilangkan kadar
sulfur yang tinggi pada Zinc Concentrate. Selanjutnya, Zinc melalui proses leaching
menggunakan reaktor leaching dengan temperatur 60°C dan tekanan 1 atm menghasilkan
produk keluaran yang mengandung Zinc terlarut disebut sebagai pregnant leach solution
(PLS). Zinc yang berada di PLS diekstraksi oleh ekstraktan organik pada solvent extraction.
Zinc yang telah terikat pada ekstraktan organik kemudian di stripping dari ekstraktan kedalam
larutan elektrolit H2SO4 pada pH rendah. Proses untuk pengambilan Zinc dari elektrolit
dilakukan dengan proses elektrolisa menggunakan Electrowinning untuk menghasilkan Zinc
plate dengan kemurnian 99.9%. Setelah dilakukan pemisahan dengan Electrowinning, Zincxi
plate kemudian dilakukan proses grinding untuk mendapatkan Zinc powder dengan ukuran
partikel 200 mesh.
Kebutuhan sarana penunjang pabrik Zinc powder ini diantaranya yaitu kebutuhan air
sebesar 288.04 kg/jam untuk start up dan 100.61 kg/jam saat continue, kebutuhan listrik
sebesar 74,374.53 kWh, kebutuhan Liquified Natural Gas (LNG) sebesar 73.92 m3/hari dan
kebutuhan bahan bakar sebesar 552.47 liter/hari.
Perusahaan ini berbadan hukum perseroan terbatas (PT) dimana struktur organisasi
yang dipakai adalah garis dan staf. Perusahaan ini dipimpin oleh seorang direktur utama
dengan jumlah karyawan 210 orang.
Dari hasil analisa ekonomi yang dilakukan, diperoleh
1. Total Cost Investment (TCI) : Rp 2.9 Triliun
c. Pinjaman Bank (27.82%) : Rp 802.75 Milyar
d. Modal sendiri (72,18%) : Rp 2.1 Triliun
2. Suku bunga per tahun : 10%
3. Periode pinjaman : 10 tahun (1 tahun masa tengang)
4. Break Even Point tahun pertama : 47.1%
5. Internal Rate of Return (IRR) : 37.3%
6. Minimum Payback Period (MPP) : 3 tahun 8 bulan
Berdasarkan hasil analisa kelayakan ekonomi diatas, dapat disimpulkan bahwa
pendirian Pabrik Zinc Powder adalah layak (feasible) untuk didirikan.