Abstract:
Industri asam asetat di Indonesia merupakan salah satu industri kimia yang berprospek
cukup baik. Produk asam asetat ini memiliki pasar yang cukup luas seperti industri purified
terepthalic acid (PTA), industri etil asetat, industri tekstil, industri benang karetdan juga
digunakan sebagai bahan setengah jadi untuk membuat bahan-bahan kimia, seperti vinil asetat,
selulosa asetat, asam asetat anhidrid, maupun kloro asetat. Perancangan pabrik asam asetat
dari methanol dan karbomonoksida menggunakan proses karbonilasi dengan kapasitas 50.000
ton/tahun.Saat ini kebutuhan asam asetat menurut data impor pada tahun 2018, rata – rata
impor 70.963,87 ton/tahun dengan kapasitas pabrik asam asetat yang ada di indonesia
berkapasitas produksi yaitu 33.000 ton/tahun. Hal ini menunjukkan kebutuhan asam asetat di
Indonesia masih belum tercukupi. Lokasi pendirian psabrik yang dipilih adalah Kota Bontang.
Adapun bahan baku yang digunakan adalah metanol dan karbon monoksida dengan katalis
rhodium kompleks (pelarut metil iodida). Pada proses pretreatment tidak memerlukan proses
pemurnian bahan baku. Hal ini disebabkan metanol yang digunakan memiliki kemurnian 99%
dan kandungan pengotor yang ada tidak menggangu reaksi. Pengolahan awal dilakukan
dengan menaikkan tekanan dan suhu karena bahan baku masuk pada tekanan 1 atm dan suhu
30 oC. Reaksi berlangsung pada reaktor bubblecolumn pada suhu 175oC, tekanan 30 atm,
waktu tinggal 8menit dan konversi 99.5%.Selanjutnya produk dari reaktor dimurnikan dari
zat-zat pengotor hasil reaksi sampling seperti gas-gas non condensable (CO2, CH4 dan H2).
Pemisahan produk berlangsung pada alat menara destilasi agar diperoleh produk dengan
kemurnian 99,5%. Berdasarkan analisa ekonomi diperoleh nilai break event point sebesar ix
46,64%, minimum payback period selama 4 tahun 3 bulan, dan internal rate return sebesar
38.29%. Pada beberapa parameter tersebut dapat disimpulkan bahwa perancangan pabrik ini
layak untuk dikaji lebih lanjut.