Abstract:
Pemerintah menargetkan penggunaan tenaga surya sebagai sumber energi bersih pada
tahun 2025 sebesar 6.5 GW dan berdasarkan proyeksi PT. PLN kebutuhan daya untuk sarana
publik pada Tahun 2022 sebesar 21.646 GW. Salah satu sistem penyimpanan energi terbarukan
yang banyak digunakan adalah lithium ion battery, dapat diisi ulang (rechargeable battery)
yang dapat diaplikasikan pada solar sel untuk Penerangan Jalan Umum (PJU). Kapasitas pabrik
yang akan dibangun sebesar 1 GWh/ Tahun yang akan mulai beroperasi pada tahun 2022. Di
dalam baterai ini, ion Litium berpindah dari elektroda negatif ke elektroda positif saat
penggunaan (discharging), dan sebaliknya saat diisi (charging). Komponen penyusun baterai
ion litium terdiri dari katoda, anoda, elektrolit dan separator. Material penyusun katoda terdiri
dari bahan aktif, binder dan bahan konduktif. LiFePO4 merupakan bahan aktif dalam pembuatan
katoda yang memiliki kapasitas yang tinggi, stabil pada suhu tinggi, ramah lingkungan dan
harga bahan yang relatif murah.
Tahap pertama Pembuatan lapisan film katoda untuk baterai ion litium dengan
menambahkan bahan aktif LiFePO4 dan bahan adiktif acetylen black ke dalam campuran PVDF
dan NMP. Campuran di mixing selama 2 jam hingga terbentuk slurry yang homogen. Tahap
selanjutnya yaitu pembuatan film katoda. Slurry dilapiskan pada lembaran almunium foil
dengan tebal 16 μm kemudian di lewatkan pada dryer dengan suhu 120°C dan selanjutnya
dipress pada hot rolling machine pada suhu 220°C. Gulungan elektroda dikeringkan dalam oven
suhu 80°C. Lapisan katoda kemudian digulung dengan lapisan anoda dan separator, setelah itu
dikemas dalam wadah dan diisi dengan elektrolit.x
Dalam prosesnya, Pabrik ini memiliki sarana penunjang (utilitas) diantaranya
kebutuhan air sebesar 12.600 liter/hari, kebutuhan listrik 16.037 kWh, dan kebutuhan bahan
bakar solar sebesar 102.771 liter/hari. Perusahaan ini dipimpin oleh seorang Direktur dengan
jumlah karyawan 175 Orang. Berdasarkan analisa ekonomi didapatkan besarnya investasi yang
dibutuhkan untuk membangun pabrik ini hingga layak didirikan, yaitu sebagai berikut:
• Total Modal Investasi (TCI) : Rp 7.152.468.580.165,-
• Modal sendiri (72,90 %) : Rp 5.214.419.452.391,-
• Pinjaman Bank (27,10 %) : Rp 1.938.049.127.774,-
• Internal Rate of Return (IRR) : 34,76 %
• Minimum Payback Period (MPP) : 4 Tahun 1 Bulan
• Net Cash Flow Present Value (NCFPV) : Rp 11.998.512.771.872,-
• Break Even-Point (BEP) tahun ke-1 : 50,97 %
Dari hasil analisa ekonomi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Pabrik Baterai Sekunder
Lithium Ferro Phosphate (LiFePO4) ini layak untuk didirikan