Abstract:
Polystyrene, acrylonitrile merupakan bahan polimer yang banyak dibutuhkan
saat ini, terutama untuk industri kemasan, komponen elektronik dan automotif. Hal
ini menyebabkan permintaan bahan baku styrene semakin meningkat. Permintaan
styrene yang meningkat tiap tahun tidak diiringi dengan peningkatan produksi
styrene. Berdirinya pabrik styrene di Indonesia diharapkan mampu memenuhi
kebutuhan komoditi ini. Pabrik styrene direncanakan didirikan di Kawasan Pulo
Ampel, Banten, dengan kapasitas produksi 150.000 ton pertahun. Pabrik ini akan
berdiri pada awal tahun 2021 dan beroperasi pada awal tahun 2022. Teknologi proses
yang digunakan adalah Dehidrogenasi dengan bantuan katalis ferric oxide (US patent
US4628136). Bahan baku pembuatan styrene adalah ethylbenzene dan steam. Kondisi
operasi berlangsung pada tekanan 1 atm dan temperatur ± 600°C dengan hasil
konversi ethylbenzene terhadap styrene sebesar 90%. Dari proses tersebut didapatkan
styrene dengan kemurnian 99,80% berat. Dalam menunjang proses produksi, pabrik
ini membutuhkan air sebanyak 184304,2611 kg/jam, bahan bakar sebanyak 1.741,23
L/hari, dan kebutuhan listrik sebesar 517,737 kWh. Perusahaan ini berbadan hukum
Perseroan terbatas (PT) dimana struktur organisasi yang dipakai adalah garis dan staf.
Perusahaan ini dipimpin oleh Direktur Utama dengan karyawan sejumlah 153 orang.viii
Dari hasil analisa ekonomi yang dilakukan diperoleh
1. Total Modal Investasi (TCI) : Rp. 3,32 Triliun
- Modal Sendiri (25%) : Rp. 831 Miliar
- Modal Pinjaman Bank (75%) : Rp 2,49 Triliun
2. Suku bunga bank per tahun : 11%
3. Jangka waktu pinjaman : 4 tahun
4. Break Event Point tahun kelima : 31,51%
5. Internal Rate of Return (IRR) : 29,86%
6. Minimum Payback Periode (MPP) : 5 tahun 4 bulan
7. Net Cash Flow Present Value (NCF) : Rp. 100 Miliar
Berdasarkan hasil analisa tersebut pendirian pabrik styrene dengan kapasitas
150.000 ton pertahun layak (feasible) didirikan.