dc.description.abstract |
Gasoline adalah salah satu jenis bahan bakar minyak. Gasoline sendiri merupakan nama lain
dari bensin yang dipergunakan di Eropa dan Amerika, di Indonesia biasa disebut dengan
bensin. Saat ini kebutuhan akan bensin semakin meningkat, sedangkan ketersediaan energi
di muka bumi yang semakin menipis. Meningkatnya konsumsi bahan bakar minyak (BBM)
tersebut tidak diimbangi dengan ketersediaan bahan bakar minyak yang ada di Indonesia
sehingga harus mengimpor dari negara lain. Oleh karena itu perlu dilakukan pembangunan
pabrik baru untuk memperoleh alternatif penyediaan kebutuhan bensin yang ramah
lingkungan. Pabrik Gasoline ini menggunakan bahan baku emisi gas CO2 dari PLTU
Suralaya. Proses yang digunakan untuk mengolah emisi gas CO2 menjadi gasoline adalah
proses Fischer-Tropsch.
Pabrik direncanakan akan dibangun di Cilegon, Banten bersebelahan dengan PLTU Suralaya
dengan kapasitas 130.000.000 liter/tahun. Pembangunan dimulai pada awal tahun 2021 dan
akan beroperasi pada awal tahun 2023. Langkah yang dilakukan pada proses produksi
gasoline adalah tahap pengambilan CO2 dari PLTU Suralaya, lalu dipisahkan gas CO2
dengan campuran gas lain menggunakan pelarut atau solvent di Absorber. Campuran solvent
yang sudah membawa gas CO2 diregenerasi di stripper. Gas CO2 yang sudah terpisah dari
campuran solvent akan digunakan sebagai bahan baku. Gas CO2 tersebut akan direaksikan
dengan gas H2 menjadi methanol dan air dengan reaktor multi tubular fixed bed dengan
temperatur 225 °C dan tekanan 49,3583 atm. Metanol yang terbentuk akan direaksikan
menjadi dimetil ether (DME) dan air dengan reaktor Fixed Bed dengan dengan temperatur
300°C dan tekanan 21,43 atm, Kemudian DME akan direaksikan menjadi gasoline dengan
reaktor multi tubular fixed bed dengan temperatur 360°C dan tekanan 21,43 atm.
x
Kebutuhan sarana penunjang (utilitas) pabrik gasoline ini diantaranya yaitu kebutuhan air
untuk umpan boiler sebesar 661.200 kg/jam, untuk air pendingin sebesar 62.600.000 kg/jam
dan untuk air domestik sebesar 800 kg/jam, kebutuhan listrik sebesar 34.000 kWh dan
kebutuhan bahan bakar sebesar 44.000 kg/jam/jam.
Perusahaan ini berbadan hukum perseroan terbatas (PT) dimana struktur organisasi yang
dipakai adalah garis dan staf. Perusahaan ini dipimpin oleh seorang direktur utama dengan
jumlah karyawan 127 orang.
Dari hasil analisa ekonomi yang dilakukan, diperoleh :
1. Total Cost Investment (TCI) : Rp 8.776.100.000.000
a. Pinjaman Bank (27,3%) : Rp 1.970.000.000.000
b. Modal sendiri (72,7%) : Rp.6.806.100.000.000
2. Suku bunga per tahun : 10,5 %
3. Periode pinjaman : 5 tahun (1 tahun masa tenang)
4. Break Even Point tahun pertama : 38,12 %
5. Internal Rate of Return (IRR) : 37,73 %
6. Minimum Payback Period (MPP) : 4 tahun 10 bulan 24 hari
Berdasarkan hasil analisa kelayakan ekonomi diatas, dapat disimpulkan bahwa pendirian
Pabrik Gasoline adalah layak (feasible) untuk didirikan. |
en_US |