Abstract:
Cold flow properties pada biodiesel menyebabkan penurunan kualitas biodiesel ketika disimpan pada suhu yang rendah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas biodiesel pada suhu rendah adalah dengan proses winterization. Winterization merupakan proses pemisahan fraksi cair tak jenuh dari fraksi padatan jenuh yang akan menurunkan titik kabut karena berkurangnya senyawa ikatan tunggal dan bertambahnya senyawa ikatan rangkap dari biodiesel. Pada biodiesel murni kelapa sawit, dilakukan proses winterization dengan menggunakan cooling chamber pada suhu penyimpanan 16°C dan 14°C. Dari penelitian yang telah dilakukan selama 24 jam, diperoleh perubahan kadar FAME (Fatty Acid Methyl Ester) dengan komposisi SFA (Saturated Fatty Acid) turun sebanyak 4%, sedangkan komposisi MUFA (Mono Unsaturated Fatty Acids) dan PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid) meningkat masing-masing sebanyak 5% dan 1% pada temperatur penyimpanan 16°C. Pada temperatur 14°C, komposisi SFA turun sebanyak 25%, sedan gkan MUFA dan PUFA meningkat masing-masing sebanyak 26% dan 21%. Menurunnya komposisi SFA menyebabkan penurunan titik kabut, yang dibuktikan dari prediksi penurunan titik kabut sebesar 0.5°C dan 3.8°C untuk biodiesel murni kelapa sawit 16°C dan 14°C dari titik kabut awal sebesar 13.4°C. Prediksi yang diperoleh melalui persamaan TK = 53.716 – 0.892X3 – 0.26X4 – 0.588X, 0.482Xg ini telah divalidasi dengan %error sebesar 2.04% (X3 , X4, X7 dan X8 berturut turut adalah kadar metil miristat, metil palmitat, metil oleat dan metil linoleat). Hasil ini tidak sebaik hasil penelitian sebelumnya pada biodiesel murni kelapa sawit pada penyimpanan selama 24 jam dengan temperatur 14°C, dimana fraksi cair yang tersisa pada biodiesel kelapa sawit mengalami perubahan titik kabut sebesar 6°C lebih rendah dari titik kabut sebelumnya.