Abstract:
PLTU IPP Kalbar I Bengkayang Unit 1 berperan penting dalam memenuhi
kebutuhan listrik di Kalimantan Barat dan mengurangi impor listrik dari Malaysia
hingga 30%. Keandalan dan efisiensi operasional menjadi fokus utama, terutama dalam
menganalisa kehilangan panas (heat losses) pada boiler dan dampaknya terhadap
efisiensi pembangkit. Efisiensi boiler merupakan indikator penting dalam kinerja
PLTU, yang dapat dihitung melalui metode langsung dan tidak langsung. Dalam
penelitian ini, digunakan metode tidak langsung (ASME PTC-4-1), yang
mengidentifikasi berbagai sumber kehilangan panas untuk mengetahui akar penyebab
inefisiensi. Tiga faktor utama penyebab kehilangan panas adalah gas buang kering
(L1), pembentukan air dari hidrogen bahan bakar (L2), dan kandungan air dalam bahan
bakar (L3). Kehilangan panas terbesar berasal dari gas buang kering, mencapai 7,059%
sebelum overhaul Februari 2024, turun menjadi 6,615% setelah overhaul Maret 2024,
dan naik lagi menjadi 6,818% pada Agustus 2024. Perubahan ini mencerminkan
fluktuasi efisiensi boiler. Seiring itu, nilai heat rate jumlah energi yang dibutuhkan
untuk menghasilkan 1 kWh Listrik mengalami kenaikan dari 8950,04 kJ/kWh pada
2020 menjadi 10689,17 kJ/kWh pada Agustus 2024, menunjukkan penurunan efisiensi
energi secara keseluruhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar
kehilangan panas yang terjadi pada boiler, maka efisiensi akan menurun dan heat rate
akan meningkat. Artinya, hubungan antara efisiensi dan heat rate bersifat berbanding
terbalik. Oleh karena itu, efisiensi pembangkit dapat ditingkatkan dengan
meminimalkan kehilangan panas melalui perawatan berkala, pengendalian
pembakaran, serta penggunaan bahan bakar dengan kualitas yang baik. Penelitian ini
diharapkan dapat menjadi dasar evaluasi teknis untuk pengoptimalan kinerja boiler dan
sistem pembangkitan secara keseluruhan.
Description:
Dosen Pembimbing: Ir. Jones Victor Tuapetel ST, MT, Ph.D, IPM, ASEAN-Eng