Abstract:
Tanaman cengkih di Indonesia lebih kurang 97% diusahakan oleh rakyat dalam bentuk
perkebunan rakyat yang tersebar di seluruh provinsi. Sisanya sebesar 3% diusahakan oleh
perkebunan swasta dan perkebunan negara. Luas areal cengkih nasional pada 2021 mencapai
574,76 ribu hektar (ha) dengan produksi mencapai 140.812 ton serta produktivitas rata-rata 400
kg/ha. Area Cengkih ini tersebar terutama di daerah Maluku Utara. Tahun 2028 diperkirakan
peluang pasar minyak daun cengkih mencapai 1692 ton/tahun. Pemanfaatan daun cengkih
sebagai sumber minyak asiri merupakan alternatif untuk memanfaatkan potensi guguran daun
cengkih yang mencapai 2,6 ton/Ha/tahun pada populasi tanaman 100 pohon/Ha pada umur
tanaman 6,5±8,5 tahun.
Perancangan pabrik Minyak Asiri dari Daun Cengkih akan dibangun pada tahun 2026
dan akan beroperasi pada tahun 2028 dengan kapasitas 100 ton/tahun di daerah Maluku Tengah.
Bahan baku yang digunakan pada proses ini adalah Daun Cengkih Gugur. Minyak Asiri
diekstrak dari daun cengkih gugur dengan cara Steam-Hydro Distillation pada suhu 98.3°C.
Minyak daun cengkih selanjutnya dimurnikan dari air dengan penyerapan Na2SO4.
Kebutuhan utilitas pabrik Minyak Asiri dari Daun Cengkih antara lain, kebutuhan air
sebesar 1.65 m3
/batch, bahan bakar LPG sebesar 4.58 kg/hari, bahan bakar solar sebesar 328.8
L/minggu dan listrik sebesar 60.37 kW/batch. Dipimpin oleh direktur dan memiliki total 46
karyawan, berdasarkan hasil analisa ekonomi, pabrik ini dapat menghasilkan: Net Cash Flow
Present Value (NCFPV) sebesar Rp 122,278,137,297, Internal Rate of Return (IRR) sebesar
43.89% dan Minimum Payback Period (MPP) selama 3 tahun 4 bulan 17 hari, hasil analisis
tersebut menunjukkan bahwa pabrik Minyak Asiri Daun Cengkih ini layak untuk didirikan.