Abstract:
Pupuk urea merupakan pupuk nitrogen dengan kandungan 46% yang berperan krusial dalam
proses pertumbuhan vegetatif tanaman, termasuk pembentukan klorofil, sintesis protein dan
lemak, serta percepatan pertumbuhan organ-organ vegetatif seperti daun, batang, dan akar.
Dari selisih perhitungan antara penawaran dan permintaan Pupuk Urea adalah 210.573 ton
yang merupakan jumlah penawaran lebih besar dibandingkan dengan jumlah permintaan.
Berdasarkan data kapasitas ekonomi pabrik pupuk urea di dunia, dapat diketahui rentang
kapasitas ekonomis antara 55.700 ton - 28.500.000 ton. Mengingat pabrik Pupuk Urea yang
akan dibangun menggunakan emisi gas buang yaitu CO2 keluaran dari PLTU Suralaya,
sehingga penentuan kapasitas juga berdasarkan ketersediaan bahan baku. Dimana PLTU
Suralaya adalah salah satu PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) terbesar di ASEAN
dengan kapasitas 3.400 MW. Berdasarkan data-data yang ada dan apabila dibandingkan
dengan pabrik pupuk urea yang sudah ada di Indonesia, maka kapasitas pabrik pupuk urea
yang akan beroperasi pada tahun 2028 sebesar 190.000 ton/tahun. Pabrik Pupuk Urea dari
Amonia dan Karbondioksida ini akan dirancang dengan kapasitas 190.000 ton/tahun dan
beroperasi kontinyu selama 330 hari/tahun dan 24 jam/hari. Untuk memperoleh produk urea
yang sesuai kapasitas, dibutuhkan gas NH3 sebanyak 317.752,79 ton/tahun dan gas CO2
sebanyak 221.496,27 ton/tahun. Bahan baku NH3 dibeli langsung dari PT Samator Indo Gas
sedangkan CO2 berasal dari limbah gas buang PLTU Suralaya. Proses yang digunakan pada
pembuatan urea adalah proses ACES21. Reaksi dijalankan dalam reaktor plug flow dengan
suhu masuk gas sebesar 182 °C dan tekanan 152 bar. Produk urea yang dihasilkan
dimurnikan menggunakan flashseparator dan evaporator. Hasil produk urea mempunyai kemurnian 99,85% yang disimpan
dalam tangki silo bersuhu 30 °C dan tekanan atmosferis.
Pabrik urea ini direncanakan akan dibangun di Kota Cilegon, Banten dengan mempekerjakan
148 orang karyawan. Dalam menjalankan produksi, pada pabrik urea ini membutuhkan
modal sebesar Rp 1.358.738.816.072. Berdasarkan analisis kelayakan yang dilakukan, nilai
Minimum Payback Period (MPP) sebesar 5 tahun 6 bulan 11 hari dan Break Even Point
(BEP) sebesar 55%. Berdasarkan analisa ekonomi, maka Pabrik Urea dari Amonia dan
Karbondioksida dengan kapasitas 190.000 Ton/Tahun ini feasible (layak) didirikan.