Abstract:
Dibangunnya ruas jalan tol menciptakan pertemuan arus dengan jalan raya ataupun jalan
penghubung yang telah ada. Simpang APILL Gerbang Tol Pamulang dengan Jalan RE. Martadinata
menciptakan banyaknya antrean dan menjadi titik rawan kecelakaan pada saat jam sibuk. Perlu dilakukan
desain ulang pada simpang APILL dan analisis terkait kapasitas Gerbang Tol Pamulang agar kemacetan
dapat teratasi seiring terjadinya pertumbuhan arus lalu lintas akibat Jalan Tol Serpong – Cinere.
Evaluasi terkait simpang tiga dengan APILL dilakukan berdasarkan metode Pedoman Kapasitas
Jalan Indonesia (PKJI) 2014. Perhitungan dilakukan berdasarkan data yang didapatkan pada survei
lapangan yaitu arus lalu lintas pada simpang, waktu siklus, ukuran geometrik simpang, dan kondisi
lingkungan.
Setelah dilakukan penambahan lajur pada tiap pendekat simpang APILL sebesar 4 meter pada
pendekat barat, dengan kondisi saat ini, derajat kejenuhan ditiap pendekat simpang ialah 0,23 hingga 0,57.
Hingga tahun 2025 dengan total lebih dari 7.500 kendaraan/jam puncak, simpang APILL masih mampu
melayani derajat kejenuhan pada tiap pendekat masih dalam angka 0,73 pada tahun ke-3 dengan tingkat
pelayanan C. Dengan menggunakan 4 gardu tol otomatis, Gerbang Tol Pamulang mampu menampung
kedatangan kendaraan pada jam puncak hingga tahun 2027 dengan jumlah kedatangan 1.412 kendaraan/jam
dan nilai ρ=0,316<1.