Abstract:
Tricresyl phosphate (TCP) merupakan senyawa kimia dengan rumus kimia
C21H21O4P dan memiliki nama lain seperti tritolyl phosphate, tris(4-methylphenyl) phosphate,
phosphoric acid tri-p-tolyl ester, dan lain-lain. Tricresyl phosphate adalah salah satu bahan
yang digunakan dalam pembuatan polimer yaitu sebagai plasticizer, dan juga digunakan
sebagai bahan aditif untuk mineral oil dan synthetic hydraulic fluids. Tricresyl phosphate
mulai diproduksi pada tahun 1854 dengan mereaksikan kresol (C7H8O) dan PCl5. Namun,
sekarang TCP diproduksi dengan mereaksikan kresol dan POCl3 karena dinilai lebih
ekonomis. Permintaan kebutuhan Tricresyl phosphate di Indonesia meningkat dalam 3 tahun
terakhir, tetapi kebutuhan akan TCP masih dipenuhi oleh kegiatan impor karena belum
adanya produsen TCP di dalam negeri. Pembangunan pabrik Tricresyl phosphate bisa
menjadi peluang yang baik karena diproyeksikan kebutuhan akan senyawa ini akan semakin
meningkat seiring dengan semakin berkembangnya industri polimer di Indonesia. Pabrik TCP
yang akan dibangun direncanakan memiliki kapasitas produksi 15.000 ton per tahun.
Pembangunan pabrik TCP akan dimulai pada akhir tahun 2022 dan akan mulai berproduksi
pada 2024.
Proses produksi melalui 3 tahapan proses yang dimulai dengan tahap reaksi, tahap
HCl recovery, dan tahap pemurnian produk. Pada tahap reaksi, kresol dan POCl3 dengan
kemurnian masing-masing 98% dan 99,5% direaksikan pada reaktor alir tangki berpengaduk
yang beroperasi pada suhu 230oC dan pada tekanan 15 atm dengan menggunakan katalis
AlCl3. Reaksi ini menghasilkan Tricresyl phosphate dan gas HCl sebagai produk
sampingnya. Pada tahap HCl recovery, gas HCl diabsorpsi oleh air untuk menghasilkan
produk samping berupa HCl 37%. Pada tahap pemurnian produk, produk TCP yang
dihasilkan masih tercampur dengan pengotor berupa reaktan yang tidak habis bereaksi seperti
kresol, fenol (C6H6O), AlCl3 dan POCl3. Proses pemurnian dilakukan secara kondensasi
Institut Teknologi Indonesia
viii
parsial untuk menghasilkan produk TCP 99%. Proses produksi Tricresyl phosphate dilakukan
secara kontinyu.
Kebutuhan sarana penunjang (utilitas) pada proses produksi Tricresyl phosphate yaitu
kebutuhan air pendingin sebanyak 31,3 m3
/jam, kebutuhan air proses sebanyak 1,06 m3
/jam
kebutuhan listrik sebesar 1955,82 kW/hari, dan kebutuhan bahan bakar berupa bio solar
sebanyak 90,88 liter per hari.
Bentuk badan hukum perusahaan ini adalah Perseroan Terbatas (PT), dengan struktur
organisasi yang dipakai adalah sistem garis dan staf. Perusahaan ini dipimpin oleh seorang
direktur dengan jumlah karyawan 120 orang. Karyawan terdiri dari karyawan shift dan
karyawan non-shift yang bekerja sesuai dengan jam kerja yang telah ditentukan yaitu 40 jam
dalam seminggu. Pabrik ini beroperasi selama 330 hari dalam satu tahun dengan waktu shut
down selama 35 hari dalam setahun.
Hasil analisa ekonomi yang dilakukan dengan suku bunga bank sebesar 10% adalah
sebagai berikut:
a. Total Modal Investasi = Rp 382.343.660.275,-
b. Modal sendiri (47,6%) = Rp 182.343.660.275,-
c. Pinjaman Bank (52,4%) = Rp 200.000.000.000,-
d. Internal Rate of Return (IRR) = 33,07%
e. Minimum Payback Period (MPP) = 3 tahun 5 bulan
f. Net Cash Flow at Present Value = Rp 1.557.503.022.575,-
Berdasarkan hasil analisa ekonomi poin d, e dan f maka dapat diambil kesimpulan
bahwa pabrik Tricresyl phosphate layak untuk didirikan (feasible).