Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan efektivitas metode EOQ, POQ, dan
Min-Max dalam pengendalian persediaan serta melakukan penyusunan Standar Operasional
Prosedur (SOP) pengendalian persediaan. Objek penelitian ini adalah PT. XYZ yang merupakan
perusahan yang bergerak di bidang pembuatan bahan penjernih air. Penelitian ini merupakan studi
kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer hasil
wawancara dan observasi serta data sekunder melalui laporan produksi, laporan operasional,dan
pembelian bahan baku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode EOQ lebih efisien
dibandingkan dengan metode POQ dan Min-Max, yaitu persediaan pengaman sebesar 76.366 Kg,
titik pemesanan kembali ketika stock berjumlah 112.197 Kg, kuantitas pemesanan sebesar
327.020 Kg, frekuensi pemesanan paling kecil yaitu 7 kali dalam setahun dan total biaya
persediaan sejumlah Rp 12.753.790 dimana terdapat selisih dengan kondisi berjalan biaya
persediaan di PT XYZ yaitu Rp 16.543.287.