Abstract:
PT. Trafoindo Prima Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak di industri peralatan listrik
tegangan menengah,terutama memproduksitransformator distribusi dan transformator instrumen (CT/VT).
Salah satu produk hasil produksinya adalah produk tipe VTI-22-1. Permasalahan yang dihadapi adalah
penumpukan barang (bottleneck) yang terjadi di stasiun kerja core. Penumpukan tersebut dikarenakan
adanya beberapa stasiun kerja yang mengalami waktu berlebih (overload) yang mengakibatkan waktu
menganggur (idle time) serta tidak meratanya beban kerja antar stasiun. Dampak yang dialami oleh
perusahaan adalah tidak tercapainya target produksi. Seperti pada produk VTI-22-1 memiliki target
produksi 14 unit/shift sedangkan aktualnya hanya 10 unit/shift. Oleh karena itu, penulis mengusulkan perlu
diterapkan suatu keseimbangan lini (line balancing) di stasiun kerja core guna memecahkan masalahmasalah tersebut. Tahap awal adalah menghitung waktu baku tiap stasiun kerja, kemudian menghitung tag
time dan menghitung efisiensi lini kondisi awal. Selanjutnya perbaikan yang diusulkan untuk perusahaan
ini adalah menggabungkan dua stasiun kerja menjadi satu yaitu stasiun kerja rest assembly dengan pasang
matris. Dari perhitungan line balancing usulan perbaikan ini menghasilkan jumlah stasiun kerja yang
berkurang, meningkatkan efisiensi yang tinggi, dan waktu menganggur yang minimum. Untuk lini pada
produk VTI-22-1 yang awalnya terdapat 6 stasiun kerja berubah menjadi 5 stasiun kerja, waktu menganggur
yang awalnya sebesar 50,74 menit berkurang menjadi 20,74 menit, serta tingkat efisiensi lini yang semula
71,81% meningkat menjadi 86,17%. Berdasarkan pengolahan data tersebut dapat diketahui bahwa dengan
diterapkannya metode Line Balancing perusahaan mampu melakukan improvement sehingga hasilnya
mengurangi waktu menganggur (idle time), mengurangi penumpukan barang (bottleneck), menghilangkan
penumpukan beban jam kerja (overload), dan manfaat utamanya adalah meningkatkan kapasitas produksi
aktualnya, khususnya produk tipe VTI-22-1.