dc.description.abstract |
PT. XYZ merupakan perusahaan industri yang bergerak dibidang produksi dan
penjualan baja konstruksi. PT. XYZ memproduksi baja konstruksi seperti Deformed
Bar, Plain Bar, Equal Angle, Channel, Wide Flange, H-Beam and I-Beam. PT. XYZ
mengalami permasalahan, yaitu kenaikan harga acuan bahan baku yaitu bloom dan
billet secara signifikan pada saat awal pandemi (kuartal II tahun 2020) hal ini
menyebabkan terhentinya proses produksi akbibat ketidaktersediaan bahan baku.
Sehingga menyebabkan hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan pada
PT. XYZ. Untuk mengatasi permasalahan pengendalian persediaan bahan baku pada
PT. XYZ tersebut digunakan metode Material Requirement Planning (MRP). Tujuan
digunakan metode ini, untuk menganalisis tingkat efisiensi dan menentukan metode
yang efektif dalam pengendalian persediaan. Untuk memperoleh biaya persediaan
minimum dengan membandingkan tiga teknik lot sizing dalam MRP, yaitu Lot for Lot
(LFL), Part Perioed Balancing (PPB), dan Periodic Order Quantity (POQ).
Berdasarkan hasil penelitian dari beberapa metode yang digunakan, maka metode
paling optimal yang digunakan dan dengan biaya persediaan yang paling minimum
adalah metode Period Order Quantity, yaitu dengan total biaya persediaan bahan baku
yang digunakan dalam 2 kali frekuensi pemesanan sebesar Rp259.957.733.738 dimana
tingkat efiensinya 3,84%. Sebelum menggunakan metode MRP dengan teknik lot
sizing perusahaan mengeluarkan biaya untuk melakukan pemesanan setiap periodenya
dengan total biaya persediaan sebesar Rp.270.334.295.935 dengan 7 kali frekuensi
pemesanan. |
en_US |