dc.description.abstract |
Metanol atau metil alkohol (CH3OH) merupakan salah satu senyawa kimia organik yang
banyak digunakan oleh industri kimia sebagai bahan baku, solvent, maupun co-solvent. Di
Indonesia, metanol sebagian besar digunakan oleh industri kimia sebagai bahan dasar
formaldehid, dan digunakan pula sebagai bahan dasar polietilen tereftalat (PET), olefin, metil
ter-butil eter (MTBE), dimetil eter (DME), asam asetat, campuran bahan bakar, dan bahan
kimia lainnya. Kebutuhan metanol menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mengalami
peningkatan hampir setiap tahun dengan rata-rata penggunaan metanol di tahun 2018-2022
sebesar 1.153.990 ton/tahun. PT Kaltim Methanol Industri (PT KMI) menjadi satu produsen
metanol yang memenuhi kebutuhan metanol dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir dengan
kapasitas produksi terpasang mencapai 660.000 ton/tahun. Dalam memenuhi kebutuhan
metanol, Indonesia melakukan impor metanol dari berbagai negara di Asia. Dengan
menggunakan data selisih penawaran-permintaan serta informasi kapasitas ekonomi terpasang
di dunia, maka untuk pabrik metanol yang akan dibangun kapasitas produksi yang dipilih yaitu
100.000 ton/tahun. Jumlah tersebut dipilih dari hasil pertimbangan ketersediaan bahan baku
yang akan digunakan dan untuk menutupi kekurangan kebutuhan metanol di Indonesia sebesar
5,94%. Pada hal ini, bahan baku yang digunakan adalah gas H2 dan CO2. Teknologi reaksi
konversi dari gas sintesis khususnya gas H2 dan CO2 lebih sederhana dibandingkan dengan
menggunakan gas alam yang harus melalui proses pra-pengolahan. Penggunaan teknologi
konversi ini memiliki konsumsi energi, biaya operasi, dan investasi modal yang lebih rendah.
Program Studi
Proses produksi metanol dari gas CO2 dan H2 mengacu pada paten Akzo Nobel
Chemicals International B.V. pada European Patent Specification EP 2 831 025 B1 dengan
pertimbangan bahan baku, kondisi operasi dan tingkat kompleksitas teknologi, pemakaian
energi, penggunaan katalis, konversi produk yang dihasilkan lebih besar, dan limbah yang dihasilkan. Proses sintesis metanol ini mereaksikan gas CO2 dan H2 dengan bantuan katalis
Cu/ZnO dalam fixed bed multitube. Metanol yang dihasilkan dipisahkan dan dimurnikan
menggunakan distilasi sehingga didapat kemurnian 99,99%.
PT Mega Metanol merupakan perusahaan yang berbadan hukum Perseroan Terbatas
(PT) yang dipimpin oleh seorang direktur utama dengan total karyawan 116 orang. Berdasarkan
analisis ekonomi yang telah dilakukan, diperoleh:
1. Total Capital Investment (TCI)
= Rp. 814.036.435.361,-
2. Pinjaman bank
= Rp. 210.045.539.105,-
Suku bunga
= 9,25 %
Periode pinjaman
= 5 tahun
3. Break Even Point (BEP) tahun pertama = 59,75%
4. Minimum Payment Periode (MPP)
= 4,75 tahun
5. Internal Retun Ratio (IRR)
= 29,28%, lebih besar dari bunga bank
6. NCFPV pada bunga bank 10%
= Bernilai Positif
Analisi kelayakan ekonomi dari data tersebut menunjukkan bahwa BEP pada tahun
pertama sebesar 59,75% kapasitas dengan nilai MPP yang diperoleh selama 4 tahun 9 bulan.
Hal ini menunjukkan bahwa investasi yang telah dikeluarkan kembali pada tahun ke 4,75 tahun,
dibawah umur pabrik yaitu 10 tahun. Selain itu nilai IRR sebesar 29,28% lebih besar dari suku
bunga yang diambil sebesar 9,25% sehingga investor lebih tertarik untuk berinvestasi dan
NCFPV pada bunga 9,25% bernilai positif. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pabrik
PT Mega Metanol ini layak didirikan. |
en_US |