dc.description.abstract |
Beberapa tahun belakangan ini industri kosmetik di Indonesia sedang mengalami
pertumbuhan yang sangat pesat baik di bidang makeup base maupun skin care. Hal ini didorong
dari mulai bergesernya kebiasaan merawat wajah yang tidak hanya dilakukan oleh wanita tapi
di semua kalangan dan berbagai umur yang di tren kan oleh berbagai public figure. Hal ini
mendorong industri baru di bidang kosmetik terus tumbuh dan tercatat di tahun 2018 oleh
kemenperin terdapat 760 perusahaan dibidang kosmetik. Walaupun kebutuhan zat aktif sebagai
bahan baku utama melimpah di Indonesia namun kebutuhan bahan baku penunjang masih
diimpor dari luar negeri salah satunya adalah Dextrin Palmitat, hal ini tampak dari kebutuhan
konsumsi di Indonesia yang membutuhkan 1.682 ton per tahun nya yang seluruhnya diimpor.
Sehingga pendirian pabrik ini diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, dengan
rencana kapasitas 1.500 ton per tahun. Dengan pesaing seluruhnya berasal dari luar negeri
seperti PT Nikkol Chemicals Co., Ltd., di Jepang dengan kapasitas produksi 1.200 ton/tahun
dan Shandong Natural Micron Pharm Tech Co., Ltd., di China dengan kapasitas produksi 6.000
ton/tahun.
Pabrik Dextrin Palmitat ini direncanakan akan didirikan di Kawasan Industri JIIPE
Gresik, Kabupaten Gresik, Jawa Timur pada tahun 2023 dan beroperasi pada tahun 2024,
dengan mempergunakan bahan baku utama Dextrin dan Asam Palmitat yang dipasok dari
PT. Budi Starch & Sweetener Tbk., Indonesia dan PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk, dengan
beberapa bahan tambahan seperti dimethylformamide (DMF) dan Asam Sulfamat. Diawali
dengan melarutkan Dextrin dalam DMF pada suhu 155
o
C kemudian direaksikan dengan Asam
Palmitat dengan bantuan katalis Asam Sulfamat pada suhu 155
o
C, sehingga didapat serbuk
halus Dextrin Palmitat dengan konversi 89,1 %. Pemurnian Dextrin Palmitat dilakukan dengan pencucian menggunakan methanol dan air bersuhu 45
C, kemudian dikeringkan selama 4 jam
dan grinder hingga didapatkan serbuk halus. Didapat DP dengan komposisi kurang lebih sama
dengan 5% Asam Palmitat dan 95% DP disimpan di silo produk. Kebutuhan air sebesar 81,06
m
o
3
per hari dipasok dari air kawasan industri, listrik dipasok dari PLN sebesar 760,178 kWH,
bahan bakar berupa solar sebesar 1.263,598 liter per hari, dan refrigerant HC-22 sebesar
164.725,436 kg per hari.
Perusahaan dengan nama PT Surya Citra Indonesia berbentuk Perseroan Terbatas (PT)
yang dipimpin oleh seorang direktur, dibantu 5 manajer dengan jumlah karyawan 142 orang,
memiliki total modal investasi (TCI) sebesar memiliki Rp1.114.187.112.364, dengan
struktur permodalan 67,15% modal sendiri atau Rp748.187.112.364 dan 32,85% atau
Rp366.000.000.000 berupa pinjaman dari bank. Berdasarkan hasil analisis ekonomi,
diantaranya pembangunan konstruksi selama satu tahun yaitu tahun 2023-2024, suku bunga
pinjaman korporasi Bank sebesar 8,00%, jangka waktu pinjaman selama 5 tahun, dengan grace
period selama 1 tahun dan break event point (BEP) di tahun pertama 53,51%, memberikan Net
Cash Flow at Present Value (NCFPV) bertanda positif sebesar Rp2.329.913.699.367, Internal
Rate of Return (IRR) 33,41% dan Minimum Payback Period (MPP) selama 4 tahun 4 bulan,
sehingga pabrik ini layak dirikan. |
en_US |