Abstract:
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, untuk menjaga keberlanjutan
pertumbuhan ekonomi diperlukan perkembangan sektor industri yang kuat dan dibutuhkan, salah
satunya adalah industri kimia. Salah satu produk industri kimia yang mempunyai angka
kebutuhan yang tinggi baik dalam negeri maupun luar negeri adalah sorbitol. Total penjualan
sorbitol di dunia mencapai nilai USD 1,47 miliar pada tahun 2020 dan diperkirakan akan
berkembang dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 6,5% dari tahun 2021
hingga 2028. Asia Pasifik sendiri mendominasi pasar dan menyumbang lebih dari 55,0% pangsa
pendapatan global pada tahun 2020. Melihat pangsa pasar yang didominasi oleh Asia Pasifik
tersebut dan pertumbuhan kebutuhan sorbitol yang terus meningkat menjadikan peluang
pendirian pabrik sorbitol ini dapat dipertimbangkan.
Pabrik ini direncanakan didirikan di daerah Karawang, Jawa Barat dengan luas 50.000
2
m
dan kapasitas produksi sebesar 45.000 ton pertahun. Adapun pendiriannya dimulai pada awal
tahun 2025 dan akan mulai beroperasi pada tahun 2026. Proses yang digunakan pada pabrik
sorbitol dari glukosa dan hidrogen ini adalah proses hidrogenasi katalitik dengan menggunakan
katalis nikel dalam silika-alumina (US Patent No. 4,322,569). Bahan baku glukosa dan hidrogen
direaksikan di dalam fixed bed reactor dengan katalis nikel dalam silika-alumina pada kondisi
145ºC dan tekanan 88,12 atm untuk menghasilkan sorbitol dengan konversi 99,90% terhadap
glukosa. Produk kemudian dievaporasi untuk menghilangkan sebagian air yang terkandung untuk
mendapatkan produk sorbitol 70%. Diperlukan utilitas berupa air sebesar 72.669,03 kg/jam yang
diperoleh dari sungai Citarum, listrik 682,32 kWh dari PT PLN (Persero) UPP Karawang dan bahan bakar sebesar 7.013,40 Liter/jam dari PT Pertamina EPSP Subang pada proses produksi
sorbitol ini. Perusahaan ini berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT) dimana struktur organisasi yang
dipakai adalah garis dan staf. Perusahaan ini dipimpin oleh satu orang direktur utama dengan
jumlah karyawan sebanyak 145 orang. Dan dari hasil analisa ekonomi yang telah dilakukan,
diperoleh:
1. Pembangunan pabrik akan dilakukan selama satu tahun yang dimulai pada awal tahun
2025, sehingga pabrik dapat beroperasi mulai tahun 2026.
2. Total Modal Investasi (TCI)
: Rp819.056.000.000,-
- Modal Pribadi (73,02%)
: Rp598.056.000.000,-
- Pinjaman Bank (26,98%)
: Rp221.000.000.000,-
3. Suku Bunga Pertahun
: 8,00%
4. Jangka Waktu Peminjaman
: 5 Tahun (grace period 1 tahun)
5. Break Even Point (BEP) Tahun Pertama : 53,10%
6. Internal Rate of Return (IRR)
: 27,99%
7. Minimum Payback Period (MPP)
: 4 Tahun 9 Bulan 20 Hari
Dari hasil analisa ekonomi di atas dan di tunjang dengan perekonomian Indonesia yang stabil
dan berkembang, maka pabrik sorbitol dengan kapasitas 45.000 ton/tahun layak untuk didirikan.