DSpace Repository

PRA-RANCANGAN PABRIK METANOL DARI GAS CO2 DAN H2 KAPASITAS 100.000 TON / TAHUN

Show simple item record

dc.contributor.advisor Handayani, Aniek Sri
dc.contributor.author Yunus, Ade Lestari
dc.contributor.author Yanto, Yanto
dc.date.accessioned 2024-07-26T08:22:36Z
dc.date.available 2024-07-26T08:22:36Z
dc.date.issued 2024
dc.identifier.uri http://repository.iti.ac.id/jspui/handle/123456789/2210
dc.description Dosen Pembimbing: Aniek Sri Handayani en_US
dc.description.abstract Dewasa ini, isu perubahan iklim menjadi perhatian dunia, salah satunya isu pemanasan global. Gas CO2 sebagai bagian dari gas rumah kaca memegang peranan penting dibandingkan gas lainnya dalam mengontrol suhu permukaan bumi, karena gas ini memiliki konsentrasi terbesar setelah uap air dibanding gas lainnya sehingga kontribusinya terhadap perubahan suhu di bumi adalah yang paling dominan. Sehingga diperlukan upaya untuk melakukan pengurangan CO2 di atmosfir, salah satunya dengan mengutilisasi emisi gas karbon dioksida menjadi produk yang lebih bernilai. Sebagai usaha dalam mengurangi emisi gas rumah kaca tersebut, CO2 dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku produksi metanol. Metanol diproduksi dari CO2 dan gas hidrogen (H2). Proyeksi konsumsi metanol pada tahun 2027 adalah sebesar 3.002.235 ton/tahun dan ekspor sebesar 0 ton/tahun. Sedangkan proyeksi produksi metanol pada tahun 2027 adalah sebesar 660.000 ton/tahun dan impor sebesar 1.439.707 ton/tahun. Sehingga mempunyai kesenjangan antara demand (permintaan) dan supply (penawaran) yang menjadi peluang pasar yaitu sebesar 900.250 ton/tahun. Dengan pertimbangan sumber bahan baku yang tersedia dan kapasitas produksi ekonomis industri metanol yaitu 75.000 ton/tahun sampai 1.700.000 ton/tahun, maka ditetapkan kapasitas produksi ntroselulosa sebesar 100.000 ton/tahun. Bahan baku pembuatan metanol adalah gas CO2 yang didapat dari PT. RMI Carbonindo, dan gas H2 didapat dari PT. Air Liquide Indonesia, sehingga pabrik metanol didirikan di Warnasari, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon, yang juga merupakan salah satu daerah Kawasan Industri KIEC yang berdekatan dengan kedua pabrik tersebut. Pabrik metanol membutuhkan sarana penunjang untuk pengoperasiannya. Sarana penunjang yang dibutuhkan adalah air pendingin sebanyak 31.727,69 kg/jam, steam pada boiler sebanyak 21.825,30 kg/jam, air domestik sebanyak 137,10 kg/jam, kebutuhan bahan bakar solar sebanyak 20.152,70 liter/hari, dan kebutuhan listrik sebesar 79.780,02 KW/hari. Perusahan ini berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh seorang direktur utama dengan jumlah karyawan 120 orang. Berdasarkan analisis ekonomi yang telah dilakukan, diperoleh: 1. Total Capital Investment = Rp. 693.290.058.691,- 2. Pinjaman bank = Rp. 275.000.000.000,- Suku bunga = 10,00% Periode pinjaman = 10 tahun 3. Break Even Point tahun pertama = 79% 4. Minimum Payment Periode = 2 tahun 5 bulan 1 hari 5. Internal Retun Ratio = 60%, lebih besar dari bunga bank 6. NCFPV pada bunga bank 10% = Bernilai Positif Dari analisa kelayakan ekonomi tersebut didapat bahwa BEP pada tahun pertama sebanyak 79%, MPP yang diperoleh selama 2 tahun 5 bulan 1 hari, sehingga investasi kembali sebelum umur pabrik yaitu 10 tahun. IRR sebesar 60%, lebih besar dari suku bunga yang diambil sebesar 10% sehingga investor lebih tertarik untuk berinvestasi. NCFPV pada bunga 10% bernilai positif. Maka dapat disimpulkan bahwa pabrik metanol ini layak didirikan. en_US
dc.language.iso other en_US
dc.publisher Institut Teknologi Indonesia en_US
dc.title PRA-RANCANGAN PABRIK METANOL DARI GAS CO2 DAN H2 KAPASITAS 100.000 TON / TAHUN en_US
dc.type Other en_US
dc.identifier.nidn NIDN0328066203
dc.identifier.nim NIM1142403002
dc.identifier.nim NIM1142403001
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI24201#Teknik Kimia


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Advanced Search

Browse

My Account