dc.description.abstract |
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diikuti dengan banyaknya penderita penyakit gagal jantung, yang merupakan salah satu penyakit yang berbahaya yang mampu memberikan resiko kematian. Data di dunia menurut World Health Organization (WHO, 2016) sebanyak 17,5 juta orang meninggal akibat gangguan kardiovaskular. Lebih dari 75% penderita kardiovaskular berada di negara-negara yang berpenghasilan rendah hingga menengah, dan 80% disebabkan karena serangan jantung dan stroke. Prevalensi penyakit jantung di Amerika serikat pada tahun 2012 adalah 136 per 100.000 orang, di negara Eropa, seperti Italia terdapat 106 per 100.000 orang, Perancis sebanyak 86 per 100.000. dan di Asia sebanyak 300 per 100.000 orang, Jepang 82 per 100.000. Data lain ditemukan Sekitar 4,7 juta orang 2 menderita gagal jantung di Amerika (1,5-2% dari total populasi), dengan angka kejadian 550.000 kasus per-tahun (Irnizarifka, 2011). Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementrian Kesehatan Indonesia pada tahun 2018, prevalensi penyakit gagal jantung di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter diperkirakan sebesar 1,5% atau diperkirakan sekitar 29.550 orang. Paling banyak terdapat di provinsi kaltara yaitu 29.340 orang atau sekitar 2,2% sedangkan yang paling sedikit penderitanya adalah pada provinsi Maluku Utara yaitu sebanyak 144 orang atau sekitar 0,3%. Estimasi jumlah penderita penyakit gagal jantung berdasarkan diagnosis atau gejala, terbanyak terdapat di provinsi Jawa Barat sebanyak 96.487 orang atau sekitar (0,3%) sedangkan yang paling sedikit adalah 945 orang atau (0,15) yaitu di provinsi kep Bangka Belitung. Sedangkan untuk provinsi di Jawa Tengah. Berdasarkan diagnosis dokter prevalensi penyakit gagal jantung adalah sekitar 1,5% atau 29.550 orang. Sedangkan menurut diagnosis atau atau gejala, estimasi jumlah penderita gagal jantung 0,4% atau sekitar 29.880 orang (Riskesdas, 2018). Penyebab kematian terbanyak yang sebelumnya ditempati oleh penyakit infeksi sekarang telah beralih menjadi ke penyakit kardiovaskular dan degeneratif dan diperkirakan akan menjadi penyebab kematian 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan penyakit infeksi pada tahun 2013 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia/Kemenkes RI (2018). Dengan demikian pendirian pabrik produk obat gagal jantung ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan obat tersebut khususnya di Indonesia dan umumnya untuk seluruh dunia. Pabrik produk obat gagal jantung ini direncanakan akan didirikan di Kawan industri Jatake kota Tangerang, Banten pada tahun 2023 dan beroperai pada 2024, dengan menggunakan bahan baku Premix digoxin-0,5 % dari PT Nobilus Ent, Lactose DMV 200 dari PT DFE Pharma, FD&C Yellow No. 5, lake (36 - 39 %) dari PT Colorcon , FD&C Blue No. 1, lake (28 - 31 %) dari PT Colorcon, Corn Starch dari PT Signa Husada, Plasdon K 29/32 dari PT. Hensan Bersama Sukses Indonesia, Explotab dari PT Global Chemindo, Purified Water pengolahan inernla, Magnesium Stearate dari PT Anugerah Mentari Distrindo, Talc PT. Waris. Cara pembutan produk obat Digoxin-0,25 tablet ini diawali dari proses pencampuram, kemudian dilanjutkan dengan proses pengeringan produk, proses cetak, strip sampai proses penegmasan. Pada proses ini dihasilkan produk sebesar 80,64 Ton/tahun . Dengan kebutuhan air sebesar 0,46 m 3 /hari yang dipasok dari PDAM aetra kota Tangerang. Untuk kebutuhan listrik akan di pasok dari PLN sebesar 41,45 kWH per hari Perusahaan dengan nama PT Farmasi Indo Jaya berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh seorang direktur dan dibantu oleh 5 manajer dengan jumlah karyawan sebanyak 99 orang. Perusahaan ini memiliki total modal investasi (TCI) sebesar Rp 92.711.077.966, dengan struktur permodalan 70,88 % modal sendiri atau sebesar Rp 65.711.077.966 dan 29,12% atau Rp 27.000.000.000 berupa pinjaman dari bank. Berdasar hasil analisis ekonomi, diantaranya pembangunan konstruksi selama satu tahun yaitu tahun 2023-2024, suku bunga pinjaman korporasi Bank sebesar 8,00% , jangka waktu pinjaman selama 5 tahun, dengan grace period selama 1 tahun dan break event point (BEP) di tahun pertama 102.03 % tahun ke-2 89,4%, memberikan Net Cash Flow at Present Value (NCFPV) bertanda positif sebesar Rp 574.090.773.769, Internal Rate of Return (IRR) 46% dan Minimum Payback Period (MPP) selama 3 tahun 1 bulan, sehingga pabrik ini layak dirikan. |
en_US |