dc.description.abstract |
Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang tersebar di berbagai daerah,
salah satunya adalah Liquified Natural Gas atau LNG yang persentase terbesarnya adalah gas
metana. Penggunaan LNG yang cukup tinggi mulai dari skala rumah tangga hingga industri,
menyebabkan kita tidak bisa terus menerus menggunakannya tanpa inovasi dengan
menggunakan energi alternatif lainnya. Salah satu energi alternatif yang dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat di Indonesia adalah biogas. Energi biogas adalah energi yang
dihasilkan dari biomassa, contohnya dari kotoran ternak, limbah hasil pengolahan minyak
sawit padat dan cair, dan lain sebagainya. Limbah biomassa tersebut akan melalui proses
penguraian secara anaerobik, dimana dari proses penguraian tersebut akan menghasilkan
komponen utama, yaitu gas metana (CH4) dan gas karbon dioksida (CO2). Kedua gas tersebut
dapat dibakar untuk melepaskan energi, yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan. Semakin besar kandungan gas metana dari suatu biogas, maka semakin
besar juga energi yang dihasilkan dari biogas tersebut.
Provinsi Kalimantan Timur merupakan provinsi pengembangan kelapa sawit dimulai
pada tahun 1982. Pada tahun 2018 sampai dengan 2021, terdapat tren peningkatan jumlah
kelapa sawit yang dihasilkan, dengan pencapaian tertinggi pada tahun 2021 sebesar
19.472.064 ton. Setiap 1 ton kelapa sawit menghasilkan 23% limbah tandan kosong kelapa
sawit, yang artinya pada tahun 2021, daerah Kalimantan Timur menghasilkan 4.478.574 ton
TKKS. Untuk dapat menghasilkan biogas, TKKS dicampur dengan kotoran sapi dengan
perbandingan 1:1 dan suhunya dipertahankan konstan pada level mesofilik.
Pembuatan biogas dilakukan dengan menggunakan Digester Anaerob Berpengaduk
(R-101) dengan kondisi operasi suhu 303,15 K dan tekanan 101,325 kPa. Zat-zat organik yang terkandung dalam TKKS dan kotoran sapi akan melalui proses penguraian oleh
mikroorganisme menjadi biogas. Biogas yang dihasilkan akan dimurnikan melalui beberapa
tahapan proses untuk memisahkan komponen utama gas metana dari gas pengotor lainnya,
seperti CO2, H2S dan uap air.
Perusahaan ini berbadan hukun perseroan terbatas (PT) dipimpin oleh seorang direktur
utama dengan jumlah karyawan 135 orang. Berdasarkan analisa kelayakan ekonomi yang
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa perancangan pabrik biogas dari TKKS dan kotoran sapi
sebagai bahan bakar gas alternatif yang akan didirikan ini layak (feasible).
Hasil analisa kelayakan ekonomi pabrik biogas:
1. NCF PV pada bunga 10 % : 12,16 Triliun
2. Minimum Payback Period (MPP) : 5 tahun, 1 bulan, 29 hari
3. Rate of Return (IRR) : 26,47% |
en_US |