Abstract:
Monogliserida digunakan dalam banyak aplikasi yaitu sebagai surfaktan, terutama sebagai
pengemulsi dalam makanan, kosmetik dan farmasi. Monogliserida merupakan emulsifier yang
digunakan dalam proses produksi bahan pangan berlemak seperti margarin, mentega, kacang,
roti, biskuit dan es krim.
Kebutuhan monogliserida sebagai emulsifier pangan diprediksi pada era pasar global
sangat tinggi sehingga monogliserida memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi untuk
dikembangkan di Indonesia. Saat ini kebutuhan monogliserida masih banyak diperoleh dari
impor. Pabrik ini direncanakan didirikan di Kecamatan Kapuas, Kalimantan Tengah.
Pemilihan lokasi didasarkan atas ketersediaan sarana transportasi yang memadai, bahan baku,
dan tenaga kerja yang ada. Pabrik ini akan dioperasikan selama 330 hari dengan kapasitas
30.000 ton/tahun dengan jumlah karyawan sebanyak 141 orang.
Bahan baku yang digunakan adalah palm oil yang berasal dari daerah Kalimantan tengah.
Proses produksi meliputi 4 tahap, yaitu pencampuran, penyaringan, pencucian dan pemisahan.
Pada proses pembuatan monogliserida dilakukan dengan metode gliserolisis. Semua bahan
baku dicampur pada suhu 90℃ dan tekanan 1 atm.
Analisa kelayakan pendirian pabrik menggunakan analisa ekonomi dengan total modal
sebesar Rp 790.109.751.129,35 , nilai titik impas (BEP) berada pada 63% dengan Internal Rate
of Return (IRR) sebesar 43,44 % dan Minimum Payback Period (MPP) selama 3 tahun 2 bulan,
serta nilai Net Cash Flow Present Value (NCFPV) pada bunga bank sebesar 10,00% yaitu Rp
Rp 381.503.619.345 (positif). Sehingga berdasarkan analisis ekonomi diperoleh Pra-rancangan
Pabrik Mono Acyl Glycerol layak didirikan.