Abstract:
Industri kimia merupakan industri yang memiliki banyak keterkaitan dengan industri
lain, salah satunya industri farmasi. Aspirin dalam bidang farmasi dan kesehatan digunakan
sebagai anti-inflammatory dan analgesic konsumsi aspirin terus meningkat setiap tahunnya
Konsumsi Aspirin di Indonesia diproyeksikan mencapai 413 ton hingga tahun 2027. Oleh sebab
itu untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang terbilang cukup besar maka pabrik yang akan
kami dirikan memiliki peluang yang besar,sehingga dapat pengurangan biaya impor, serta
meningkatkan devisa negara melalui ekspor aspirin. Pabrik Aspirin yang akan dirancang
memiliki kapasitas sebesar 5000 ton per tahun. Menggunakan bahan baku Asam Salisilat,
Asetat Anhidrat dan Kalsium Oksida yang direaksikan dalam reaktor alir tangki berpengaduk
(RATB) pada kondisi suhu dijaga 70 ℃ tekanan 1 atm dengan lama waktu reaksi 20 menit.
Proses pembuatan aspirin dalam pabrik ini terdiri dari empat tahap utama yaitu, tahap penyiapan
bahan baku, tahap sintesis, tahap pengeringan, dan tahap pengepakan. Produk reaksi
mengandung sekitar 70% asam asetilsalisilat dan sekitar 30% kalsium asetat. Pabrik ini
direncanakan berlokasi di daerah Kawasan Industi Gresik, Kecamatan Gresik, Provinsi Jawa
Timur dengan waktu operasi selama 330 hari dalam 1 tahun. Pabrik ini memerlukan unit
penunjang berupa air, listrik dan bahan bakar. Kebutuhan air berasal dari sungai meliputi 1,04
m3/jam untuk start-up dan 0,956 m3/jam saat kontinyu. Kebutuhan listrik bersal dari PT PLN
Gresik mencapai 8737,98 kWh/hari. Kebutuhan bahan bakar solar berasal dari PT Pertamina
sebanyak 5,775 m3 /hari. Pabrik ini berbadan hukum perseroan terbatas (PT) dimana struktur
organisasi yang dipakai adalah garis dan staff. Perusahaan ini dipimpin oleh seorang direktur
utama dengan jumlah karyawan 118 orang. Berdasarkan perhitungan ekonomi diperoleh :
1. Total Capital Investment = Rp 525.877.898.408,02
2. Pinjaman bank = Rp 194.357.794.767,85
Suku bunga = 10,00% Periode pinjaman = 10 tahun
3. Break Even Point tahun pertama = 50,20 %
4. Minimum Payment Periode = 5 Tahun 1 Bulan 14 Hari
5. Internal Rate of Return = 28,75%, lebih besar dari bunga bank
6. NCFPV pada bunga bank 10% = Bernilai Positif
Dari hasil Analisa ekonomi diperoleh Break Event Point (BEP) tahun pertama sebesar
50,20%, dengan Minimum Payment Periode (MPP) sebesar 5 tahun 1 bulan 14 hari, Internal
Rate of Return (IRR) 28,75% lebih besar dari bunga bank. Maka, didapat nilat Net Cash flow
Present Value (NCFPV) pada bunga 10% bernilai positif yaitu, Rp 826.883.230.915,04.
Berdasarkan hasil Analisa ekonomi yang dihitung, dapat disimpulkan bahwa pabrik
Aspirin PT. Gemilang Jaya layak untuk didirikan (Feasible)