Abstract:
Produksi karet alam pada tahun 2019 mencapai 3,3 juta ton, dari jumlah tersebut 20% di olah di
dalam negeri oleh industri hilir, untuk mengolah produk yang berbahan dasar karet di perlukan zat
aditif berupa plasticizer yang berfungsi menghambat terjadinya waktu pra vulkanisasi sehingga
karet mudah di bentuk. Hingga tahun ini, dalam negeri belum memproduksi plasticizer(polyether
thioether), selama ini pemenuhan kebutuhannya dengan Impor, yang di prediksi pada tahun 2024
sebesar 2671 ton/tahun. Maka dari pendirian pabrik Plasticizer(polyetherthioether) merupakan
salah satu peluang usaha untuk membantu mengurangi impor. Plasticizer(polyether thioether) di
produksi menggunakan bahan baku Dithiol dan DiallyEther(2:1), direaksikan pada reaktor
polimerisasi dengan suhu 80oC selama 3 jam, sebelum masuk ke reaktor DiallylEther diaktivasi
dengan Azobisisobutyronitrile, setelah dari reaktor, Crude Plasticizer(polyetherthioether) dicuci
menggunakan Methanol pada washing tank, untuk memisahkan Dithiol sisa reaksi. Setelah dicuci
dengan methanol, produk hasil washing tank dipisahkan menggunakan Vacuum Dryer dengan
suhu 75oC dan 1 mmHG selama 18 jam. Pendirian pabrik ini di lakukan analisa ekonomi sebagai
berikut:
Total Moda Investasi(TCI) :Rp. 166.304.235.696,00
Net Cash Flow Present Value(NCFPV) :RP. 410.380.851.143,00
Internal Rate Return :36,05%
Minimum Payback Period(MPP) :4 Tahun 1 Bulan
Dari data analalisa ekonomi di atas dapat di simpulkan bahwa pabrik Plasticizer(polyether
thioether) layak didirikan.