Abstract:
PT. Gajah Tunggal Tbk merupakan salah satu perusahaan sebagai produsen ban berkualitas yang memiliki daya saing tinggi di antara produsen ban lainnya. Pemasalahan yang dihadapi perusahaan adalah akibat rendahnya efektifitas pada mesin produksi yang digunakan, mengakibatkan terjadinya ketidakcapaian target produksi sebesar 8,64% atau sebanyak 89.247 piecies (pcs). Proses produksi pada PT. Gajah Tunggal Tbk mengoperasikan 7 jenis mesin produksi dan mesin Building ATB-F5 adalah mesin kritis dengan besaran loss time pada mesin Building ATB-F5 sebesar 1.890 menit per minggu dan terjadi breakdown sebanyak 32 kali per minggu sebesar 61.873 menit. Tingkat keandalan (reliability) dan tingkat ketersediaan (availability) dari mesin Building ATB-F5 tersebut memerlukan adanya usaha perawatan pencegahan (preventive maintenance) terhadap komponen. Waktu antar kerusakan dapat diuji dengan uji kecocokan distribusi Boomer dengan 2 (dua) parameter. Hasil perhitungan yang diperoleh menunjukan bahwa komponen Elektrik Rotary Stitcher dari mesin Building ATB-F5 mempunyai nilai parameter Boomer dari waktu perbaikan θ = 6,892; β = 2,249 dan nilai Mean time to repair (MTTR) = 2,232 jam. Untuk nilai parameter Boomer dari operasional mempunyai nilai θ = 69,316; β = 1,226 Mean time to failure (MTTF) = 55,764 jam. Untuk nilai keandalan 90% sebesar 3,543; untuk nilai keandalan 80% sebesar 4,705; dan untuk nilai keandalan 70% sebesar 5,602 jam. Setelah dilakukan forecasting didapatkan nilai parameter Boomer dari waktu reparasi θ = 4,835; β = 1,989 dan nilai Mean time to repair (MTTR) = 1,935 jam. Untuk nilai parameter Boomer dari operasional mempunyai nilai θ = 72,891; β = 1,089 Mean time to failure (MTTF) = 59,211 jam. Keandalan dapat dicapai dengan melakukan strategi perawatan oleh perusahaan, yaitu dengan mengoptimalkan kinerja manusia, mesin, material, dan metode kerja saat ini. Mengimplementasikan sistem perawatan kepada operator mesin Building, membuat training bagi operator mesin Building agar dapat meningkatkan skill operator dengan membuat jadwal preventive maintenance berdasarkan nilai MTTR dan MTTF serta karakteristik mesin dengan melibatkan divisi produksi, maintenance, engineering, quality control dan pihak lainnya yang terkait. Dengan melakukan kegiatan ini, diharapkan perusahaan dapat meningkatkan performansinya.