Abstract:
Indonesia merupakan Negara berkembang di Asia, jumlah penduduknya bertambah disetiap tahunnya, Indonesia memiliki keberagaman Budaya, adat istidat maupun cirri khas disetiap daerahnya. Namun seiring berkembangnya zaman banyaknya budaya asing yang masuk ke Indonesia, sehingga dikhawatirkan budaya lokal di Indonesia dapat rerlupakan. Salah satunya kota Tangerang yang terletak di Provinsi Banten, Tangerang memiliki tiga budaya yaitu, Sunda, Betawi dan Tionghok dari ketiga budaya akan ditekankan pada budaya sunda khususnya di Provinsi Banten. Adanya pusat kebudayaan Banten bertujuan sebagai fasilitas masyarakat untuk mempelajari Budaya Banten, dan melestarikan kebudaya serta menjadikan tempat rekreasi bagi masyarakat sekitar maupun luar daerah. Sebagai upaya menghadirkan identitas Budaya Banten pada Pusat kebudayaan menggunakan pendekatan Arsitektur Regionalisme. Arsitektur Regionalisme merupakan citra budaya lokal yang ada disuatu daerah, sehingga memiliki ciri khas disetiap daerahnya. Dalam karya tulis, metode perancangan menggunakan data skunder yaitu litelatur dan dokumentasi, kemudian metode primer yaitu studi lapangan dengan wawancara ataupun mengamati situasi langsung di lapangan. Pada konsepnya mengambil pendekatan dari rumah adat suku Baduy dengan sistem rumah panggung dan penataan masa berdasarkan filosofi suku Baduy. Kemudian dengan hasil perancangan bisa menjadikajian dibidang arsitektur terkait pusat kebudayaan Banten di Kota Tangerang. Hasil perancangan ini bisa menjadi acuan bagi mahasiswa/i untuk melakukan model perancangan lainnya.