Abstract:
Kota Tangerang berupaya mewujudkan konsep Smart City melalui konsep LIVE yang merupakan akronim dari Liveable (layak huni), Investable (layak investasi), Visitable (layak dikunjungi) dan E-city berbasis teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) yang menjadikan sistem kerja pegawai dan pelayanan masyarakat menjadi lebih cepat, efesien dan efektif. Adapun dalam menerapkan konsep Smart City prasyarat yang harus dilakukan yaitu tersedianya infrastruktur, kemampuan sumber daya dan organisasi yang menjadi penggerak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesiapan Kota Tangerang dalam menerapkan konsep Smart City. Metode yang digunakan yaitu metode e-readiness untuk mengukur kesiapan pemerintah dalam menerapkan Smart City dan analisis crosstab. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kota Tangerang telah siap dalam menerapkan konsep Smart City. Hal ini didukung dengan tersedianya infrastruktur teknologi seperti ruang kontrol kendali, ketersediaan aplikasi dan web yang memberikan layanan kepada masyarakat seperti perizinan berbasis online, layanan pengaduan ketika terjadi sesuatu dan lain sebagainya serta tersedianya jaringan telekomunikasi yang menyebar diseluruh wilayah Kota Tangerang, masyarakat Kota Tangerang telah siap dalam menerapkan konsep Smart City, hal ini didukung dengan kebiasaan menggunakan internet yang dapat mempermudah dalam menerapkan konsep Smart City yang berfokus pada kecanggihan internet dalam penerapannya, serta pemerintah telah siap dalam menerapkan konsep Smart City, hal ini didukung dengan komitmen pemerintah melalui rencana peta jalan atau roadmap pengembangan Smart City dan hasil analisis dari metode e-readiness yaitu awareness memiliki nilai 4.05, tata kelola 3.56, sumber daya manusia 3.17 dan sumber daya teknologi 3.41. Kota Tangerang telah menuju tahap Smart City 2.0 menurut Cohen (2015) yaitu Kota Tangerang sudah mulai menggunakan TIK sebagai kemungkinan untuk mengatasi masalah perkotaan yang diimplementasikan melalui aplikasi LAKSA (Layanan Aspirasi Kotak Saran Anda).