Abstract:
Bandar Udara Internasional Aji Pangeran Tumenggung Pranoto yang berlokasi di
kawasan Sungai Siring, Kota Samarinda, Kalimantan Timur ini beroperasi pada 24 Mei
2018 dan diresmikan oleh Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak menggantikan bandara
sebelumnya, yakni Bandar Udara Temindung yang sudah tidak dapat dikembangkan.
Nama bandara ini diambil dari Gubernur Kalimantan Timur yang pertama, APT Pranoto.
Bandara APT Pranoto sendiri memiliki luas area 13 hektare, terdiri dari sarana berupa
gedung administrasi, runway 2.250 kali 45 meter, apron, taxiway 173 kali 23 m, hanggar
luas 36.342,4 m2 dan terminal dengan luas 12.700 m2
. Karena bandara ini baru beroperasi,
maka perlu dilakukannya kajian untuk menghitung kebutuhan fasilitas sisi daratnya agar
dapat mengantisipasi penumpukan penumpang pada terminal bandara tersebut. Analisis
yang digunakan terdiri dari analisis rata-rata penumpang jam sibuk per-tahunnya,
forecasting rata-rata jumlah penumpang setiap tahunnya, analisis kebutuhan sisi darat
terminal penumpang bandara meliputi: Kebutuhan luas hall keberangkatan dan
keberangkatan, luas ruang tunggu keberangkatan, jumlah check-in counter, luas check-in
area, baggage claim area, jumlah security gate, jumlah tempat duduk, luas fasilitas umum
untuk kedatangan dan keberangkatan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa perlu adanya
penambahan kebutuhan fasilitas luas check-in area sebesar 216 m2
, Luas Fasilitas Umum untuk Keberangkatan seluas 144,54 m2
pada tahun 2020. Luas Hall Keberangkatan dibutuhkan sebesar 2811,6 m2
pada tahun 2022. Jumlah security dibutuhkan sebanyak 6 unit pada tahun 2023. Luas fasilitas umum untuk kedatangan dibutuhkan seluas 122,98 m2 pada tahun 2026. Luas Hall kedatangan dibutuhkan seluas 1711,71 m2 pada tahun 2034. Luas Ruang Tunggu Keberangkatan dibutuhkan seluas 1384,24 m2Pada tahun 2036.