Abstract:
Sistem tata udara untuk ruang operasi infeksi sangat penting karena
beberapa alasan yang berkaitan dengan keselamatan, kenyamanan, dan efisiensi
operasional. Sistem tata udara mengonsumsi 40-60% dari total energi di Gedung.
Sistem tata udara ini bertujuan untuk menjaga pengaturan temperatur, kelembapan,
kontrol aliran udara, mencegah kontaminasi lintas, dan menjaga kualitas udara.
Oleh karena itu udara segar sangat dibutuhkan dalam sistem tersebut, dalam hal ini
unit pendinginan yang dapat diaplikasikan adalah Air Handling Unit Full Fresh Air.
Secara spesifik, beban udara segar dan udara yang dibuang masing-masing
menyumbang 20-30% dan 30-40% dari total konsumsi energi pada sistem
pendingin udara. Hal ini akan mengarah pada pemborosan energi jika energi
tersebut tidak didaur ulang secara efektif, yang pada akhirnya akan meningkatkan
konsumsi energi pada sistem pendingin udara. Energi buangan ini dapat didaur
ulang dan disalurkan ke berbagai proses yang digerakkan secara termal, mekanis,
dan elektrik. Oleh karena itu, penting untuk mendaur ulang dan menggunakan
kembali energi buangan di gedung secara efektif. Dengan menggunakan sistem
pemulihan panas (Heat Recovery Ventilator), kehilangan panas yang dibawa oleh
udara buangan dapat diubah menjadi energi yang dapat didaur ulang, yang dapat
mengurangi total konsumsi energi pada sistem pendingin udara.
Dalam penelitian ini diperoleh hasil kapasitas yang dibutuhkan AHU FFA
tanpa HRV untuk Ruang Operasi Infeksi dengan ukuran ruangan 7 x 6 x 3 m dan
ACH 25 sebesar 55,65 kW dengan nilai COP 3,905, Efisiensi 65,74%, EER 12,26.
Sedangkan kapasitas AHU yang dilengkapi dengan HRV untuk Ruang Operasi
infeksi tersebut sebesar 42 kW dengan nilai COP 3,907, Efisiensi 65,77%, EER
12,27. Dengan demikian penghematan energi AHU yang dilengkapi dengan HRV
sebesar 24,5%. Ada pun kinerja AHU dengan HRV lebih tinggi 0,03% dari AHU
tanpa HRV.
Description:
Dosen Pembimbing: Ir. J. Victor Tuapetel, ST, MT, PhD, IPM, ASEAN Eng.