Abstract:
Pengelolaan infrastruktur laboratorium komputer yang bersifat heterogen kerap
menghadapi tantangan dalam hal efisiensi dan konsistensi kinerja. Perbedaan spesifikasi
perangkat keras yang tidak terstandarisasi sering kali menimbulkan pemborosan sumber
daya, kesulitan dalam proses pemantauan, serta kompleksitas dalam pemeliharaan sistem.
Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan dan pemanfaatan peralatan
laboratorium yang beragam secara efisien, hemat biaya, serta adaptif dengan
memanfaatkan teknologi sumber terbuka (open-source). Metode penelitian yang
digunakan adalah pendekatan eksperimental dengan membangun klaster komputasi yang
terdiri atas lima unit komputer pribadi dengan spesifikasi berbeda, yaitu satu unit prosesor
Intel Core i5 generasi ke-5, tiga unit Intel Core i3-3220, dan satu unit Intel Xeon E5-2640.
Masing-masing komputer dilengkapi dengan memori utama (RAM) berkapasitas antara
8 hingga 12 gigabita. Seluruh perangkat tersebut diintegrasikan menjadi satu sistem
klaster terpadu menggunakan Kubernetes sebagai pengatur wadah (container
orchestrator), Ansible untuk otomatisasi konfigurasi, Docker sebagai platform
penyebaran aplikasi, Nginx sebagai peladen proksi balik (reverse proxy), serta
Prometheus dan Grafana untuk pemantauan dan visualisasi kinerja sistem. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa integrasi berbagai teknologi sumber terbuka tersebut
mampu mengubah perangkat yang sebelumnya berdiri sendiri menjadi sistem komputasi
terpusat yang terpadu, efisien, fleksibel, dan dapat dikelola secara jarak jauh. Solusi ini
terbukti efektif dalam meningkatkan efisiensi operasional laboratorium komputer tanpa
memerlukan investasi perangkat keras baru. Selain itu, rancangan ini memberikan fondasi
yang kuat untuk penerapan manajemen infrastruktur laboratorium yang lebih modern,
adaptif, serta berkelanjutan