Abstract:
Proses pemesinan yang dikendalikan komputer atau teknologi CNC
(Computer Numerical Control) telah menjadi pilihan utama untuk memproduksi
suku cadang presisi untuk banyak aplikasi. Salah satu permasalahan pada proses
pemesinan CNC adalah sulitnya pemantauan kualitas produk secara tidak langsung,
seperti kekasaran permukaan. Stainless steel 420 J2 digunakan pada penelitian ini
untuk memantau kondisi alat menggunakan sinyal getaran. Pahat dengan kategori
aus memiliki nilai rata-rata keausan pada setiap gigi lebih dari 0,3 mm dan pahat
dengan kategori rusak adalah pahat yang mengalami perpatahan pada salah satu
giginya. Pemantauan Tooth Passing Frequency (TPF) dapat menjadi indikasi awal
untuk mengetahui kondisi pahat secara tidak langsung dan secara real time. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penurunan amplitudo getaran pada pahat yang rusak
dapat disebabkan oleh pengurangan dimensi bilah pahat yang disebabkan oleh
keausan atau kerusakan. Kondisi tersebut divalidasi dengan pengamatan secara
visual dimana pahat aus dan rusak memiliki pola yang tidak teratur dan alur yang
dalam dibandingkan dengan pahat baru, serta nilai rata-rata kekasaran permukaan
pada pahat aus dan pahat rusak yang lebih tinggi dibandingkan dengan pahat baru.
Rata-rata kekasaran permukaan (Ra) pada pahat baru memiliki nilai yang paling
rendah, yaitu 1,208 μm. Pahat aus memiliki nilai Ra yang lebih besar dari pahat
baru, yaitu 1,306 μm dan pada pahat rusak kenaikan nilai Ra mulai terlihat
signifikan, yaitu 2,51 μm.