dc.description.abstract |
Perikanan di Indonesia adalah perikanan yang terbesar di dunia, baik perikanan tangkap
maupun perikanan budidaya. Hal tersebut sejalan dengan adanya peningkatan minat terhadap
budidaya perikanan yang naik 0,7% pada tahun 2019 berdasarkan base data 2015 yang didominasi
oleh budidaya ikan air tawar, salah satunya yaitu ikan nila. Sistem Monitoring yang dilakukan saat
ini masih secara konvensional baik dari pengambilan sampel air hingga pengujian kualitas air di
laboratorium. Hal ini berdampak pada ketidakefektifan waktu penelitian dan keterlambatan informasi
terkait tindak lanjut hasil pengujian kualitas air yang dapat mempengaruhi keberlanjutan hidup ikan.
Oleh karena itu, dibuat rancang bangun Monitoring dan notifikasi kualitas air kolam untuk ikan nila
sehingga dapat memudahkan pembudidaya dalam pengecekan kondisi kolam yang otomatis dan
fleksibel. Pada pengujian ini, digunakan empat sensor yaitu Sensor pH SEN0161, sensor suhu
DS18B20, sensor keruh SEN0189 dan sensor tinggi Ultrasonic JSN-SR04T untuk membaca kualitas
air yang terprogram khusus pada mikrokontroler ESP32. Sebagai pengaturan awal sensitifitas alat
maka dibuat beberapa constraint yang sesuai dengan nilai standar SNI kolam ikan yaitu 25˚C-30˚C
untuk suhu, 6,5-8,5 untuk pH, 1,0m-1,2m untuk ketinggian air kolam, dan keruh air harus kurang
dari 50 NTU. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan didapatkan bahwa kualitas air kolam
masih dalam kondisi baik karena telah memenuhi constraint yang telah diberikan sesuai dengan nilai
ketetapan yang ada. Dengan melakukan beberapa pengujian pada kondisi buruk maka dapat
dikatakan bahwa notifikasi pada sistem Monitoring dapat bekerja dengan baik karena mampu
mengirimkan notifikasi secara realtime saat kualitas air berada dibawah constraint yang telah
ditetapkan dengan data delay pengiriman data 0 -1 detik. |
en_US |