Abstract:
Di dalam proses pengelasan, khususnya pengelasan logam berbentuk pelat,
bagian yang dilas menerima panas pengelasan setempat. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya peregangan yang secara langsung mengakibatkan
terjadinya perbahan bentuk (distorsi) dan tegangan sisa. Untuk menghindari hal
tersebut, maka perlu dicari parameter pengelasan yang tepat sehingga dihasilkan
perubahan bentuk (distorsi) dan tegangan sisa yang minimum Selain dihasilkan
tingkat distori yang minimal, sambungan las yang dihasilkan harus cukup kuat
pada saat dilakukan uji tarik
Pada tugas akhir ini dibahas pengaruh masukan panas terhadap besamya
distorsi dan tegangan sisa pada pengelasan baja tahan karat Feritik AISI 430
dengan ketebalan 1,5 mm. Pengelasan yang digunakan adalah TIG (Tungsten
Inert Gas) Welding. Setelah dilakukan pengelasan dengan parameter pengelasan
yang berbeda-beda, maka dapat ditentukan tingkat distorsi yang terjadi. Untuk
mengetahui besamya tegangan sisa dilakukan pengirisan dengan Wire Cutting
Selain it juga dilakukan pengujian Metalografi dan pengujian Kekerasan untuk
mengetahui lebar HAZ (Heat Affected Zone) pada material hasil pengelasan.
Untuk mengetahui kekuatan sambungan las dilakukan pengujian tarik.
Dari penelitian diperoleh bahwa semakin tinggi masukan panas yang
diberikan, maka besamya distorsi dan tegangan sisa yang terjadi akan semakin
tinggi pula Kekuatan tarik dari spesimen hasil pengelasan relatif antara
333 N/mm - 513 N/mm'.
