Abstract:
dasarkan beberapa penelitian ternyata kulit salak mengandung senyawa
flavadoid yang baik untuk kesehatan. Oleh karena itu pengolahan kulit salak
menjadi teh herbal merupakan salah satu cara tidak hanya untuk mengurangi
permasalahan limbah, tetapi juga memanfaatkan senyawa kimia yang terkandung
dalam kulit salak. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan suhu dan waktu
pengeringan yang terbaik pada pembuatan teh kulit salak. Kriteria teh yang baik
baik dari penelitian ini adalah berdasarkan uji organoleptik tertinggi dan kadar air
teh masih memenuhi SNI 3836-2013. Rancangan percobaan yang digunakan
adalah rancangan acak kelompok dengan dua factor. Faktor pertama yaitu suhu
pengeringan (A), yang terdiri atas 60 oC(a1), 65 oC (a2), dan 70 oC (a3). Faktor
kedua yaitu waktu pengeringan (B), yang terdiri atas 4 jam (b1), 5 jam (b2), dan 6
jam (b3). Analisis untuk semua perlakuan yang dilakukan yaitu uji kadar air dan
uji organoleptik. Metoda uji organoleptik menggunakan uji kesukaan hedonic
dengan kriteria rasa, warna dan aroma dari minuman teh kulit salak. Hasil terbaik
berdasarkan kadar air dan nilai kesukaan akan dianalisis total fenol. Berdasarkan
data penelitian dapat disimpulkan bahwa teh kulit salak dihasilkan dari perlakukan
suhu penyimpanan 60 oC(a1) dan waktu pengeringan 4 jam (b1). Teh kulit salak
tersebut sudah memenuhi syarat SNI, yaitu kadar air 5,28% (< 8%) dan total
fenol 20,2% (> 5,2%). Nilai kesukaan minuman teh kulit salak hasil perlakuan
a1b1yaitu warna 3,60 (biasa – suka); aroma 3,20 (biasa – suka); rasa 3,27 (biasa –
suka)