Abstract:
Perkembangan teknologi mortar lima tahun terakhir ini, ditandai dengan
penelitian penggunaan nanosilika pada mortar dan beton. Nanosilika yang
digunakan umumnya berasal dari bahan limbah industri semikonduktor. Fungsi
utama mortar adalah menamt ah lekatan dan ketahanan ikatan dengai bagian-bagian
penyusun suatu konstruksi. Kekuatan mortar tcrgantung pada kohesi pasta semen
terhadap partikel agregat halusnya. Mortar mempunyai nilai penyusutan yang
relatif kecil. Mortar harus tahan terhadap penyerapan air serta kekuatan gesernya
dapat memikul gaya-gaya yang bekerja pada mortar tersebut. Jika penyerapan air
pada mortar terlalu besar/cepat, maka mortar akan mengeras dengan cepat dan
kehilangan ikatan adhesinya.
Air taut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material
lainnya scperti garam-garam, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikelpartikel tak terlarut. Air taut memang berasa asin karena memiliki kadar garam ratarata 3,5. Untuk mengetahui pengaruhnya digunakan variasi komposisi nano silica
2%, serabut kelapa 0,5cm 3%, nano silica 2% & ssk 0,5cm 3% dan pasir bangka +
semen PCC Benda uji untuk pengujian kuat tarik belah berbentuk silinder
berulruran 10 x 20 cm. Pengambilan data mulai dari bari ke 3 & 28 hari. Melalui
penelitian ini diharapkan dapat mengetahui kuat tarik belah terbesar yang
didapat.Hasil dari penelitian ini adalah terjadi peningkatan maksimum pada kuat
tarik belah Mortar dengan Pasir Bangka terhadap beton Mortar Nonnal Industri di
hari ke 28 pada curing air laut sebesar 65.27%. Pengaruh penambahan serabut
kelapa 0.5cm, 3% dan serabut kelapa 0.5cm, 3% + nano silika 2% pada Mortar
yaitu akan menurnikan nilai slump beton. Sedangkan penambahan nano silika dan
normal bangkan pada mortar slump masuk sesuai rencana. Penggunaan pasir
bangka pada mortar mengalami kenaikan kekuatan yang cukup tinggi di
bandingkan dengan mortar industri perbandingan tersebut 65,27% saat beton
berusia 28 hari curing air tawar, sedangkan pada curing air taut 28 hari
perbandingannya sebesar 61,25%.