Abstract:
Beban yang terlalu besar dapat mengakibatkan perubahan suhu di atas
normal yang menyebabkan material komponen dalam panel meleleh sehingga
menciptakan percikan api dan mengakibatkan hubung singkat yang dapat memicu
kebakaran. Oleh karena itu, dalam industri yang mempunyai beberapa panel
bertegangan tinggi memerlukan sistem pemantauan terpusat yang dapat mendeteksi
terjadinya titik api atau hubung singkat yang terjadi dalam panel. Dalam tugas akhir
ini dibuat suatu prototype perangkat keras sistem pemantauan terpusat panel-panel
dalam satu gedung yang dapat memberikan informasi alamat panel yang terjadi titik
api, memadamkan titik api dengan menginjeksikan gas CO2 pada panel yang
mengalami konsleting, dan memberikan peringatan terjadinya kebakaran dengan
bunyi buzzer dan kilatan cahaya. Rancangan prototype ini berpedoman pada NFPA
12 (National Fire Protection Association) yang mengatur standarisasi penggunaan
gas CO2 sebagai media khusus pemadaman api kebakaran kelas C. Sistem
pemantauan terpusat ini berbasis PLC Mitsubishi FX3U dan HMI Proface ST3000
(Monochrome) sebagai pusat kontrol yang dihubungkan dengan photoelectric
smoke detector dan RTD PT100 sebagai heat detector berikut Thermocontroller
Omron E5CC-QX2ASM-800 sebagai input sensing utamanya. Adapun output
keluaran prototype ini berupa valve solenoid untuk mengeluarkan gas CO2,
hornstrobe & buzzer sebagai media peringatan dan kontaktor Mitsubishi SN-21
sebagai simulasi pemutusan power masuk ke panel yang diproteksi. Prototype ini
memiliki dua skenario pemadaman yaitu mode auto dan mode manual,
menggunakan satu atau dua pair kabel per satu tarikan sensor, dua sumber daya
yaitu 220 VAC dan 24 VDC guna menghindari drop tegangan ke arah sensor bila
dalam pengaplikasian sensornya jauh dari panel MCFA (Master Control Fire
Alarm). Instalasi jalur pipa CO2 pada prototype menggunakan pipa tembaga guna
meminimalisasi kebocoran jalur instalasi akibat korosi. Hasil implementasi
prototype menunjukkan bahwa sensor photoeletric smoke detector hanya dapat
mendeteksi asap dengan intensitas sedang dan pekat, sensor tekanan mempunyai
simpangan sebesar 5% pada tekanan rendah berkisar dari 0,9807 BAR – 2.9420
BAR, timbul bunga es pada jalur pipa injektor CO2 jika dialiri gas secara konstan
dengan durasi yang panjang lebih dari 5 menit. Injeksi CO2 dilakukan secara terus
menerus selama smoke detector masih mendeteksi adanya asap dan heat detector
masih mendeteksi adanya kenaikan temperatur di atas set point yang ditetapkan.
Sistem berhasil memberikan peringatan baik itu secara audio maupun visual
melalui hosnstrobe dan buzzer.