dc.description.abstract |
Setiap tahun, permintaan akan konsumsi ayam dan telur di Indonesia terus meningkat.
Dari Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa konsumsi telur ayam ras di
Indonesia pada tahun 2018 rata-rata mencapai 2,365 kg per kapita per minggu meningkat
pada tahun 2021 rata-rata 2,448 kg per kapita per minggu. Seiring dengan meningkatnya
permintaan perlu dibarengi dengan produksi telur agar stok tetap terjaga. Untuk mengatasi
hal ini, pada tugas akhir ini dilakukan rancang bangun alat penetas telur yang memiliki sistem
rak geser telur dengan motor synchronous, prinsip kerja alat menggunakan heater sebagai
pemanas dilengkapi fan serta mist maker untuk menjaga suhu dan kelembapan dalam masa
penetasan. Alat ini juga memiliki pengaturan nilai setpoint suhu dan kelembapan saat kondisi
offline maupun remote melalui platform Blynk. Sensor DHT 22 digunakan untuk mengukur
suhu dan kelembapan, serta sensor PIR untuk mendeteksi telur yang menetas. Berdasarkan
hasil pengujian, alat penetas ini berfungsi dalam menjaga suhu dan kelembapan selama 22
hari dengan rata-rata suhu sebesar 38,14℃ dan Kelembapan rata-rata sebesar 55,38%. Dalam
pengujian penetasan dengan menggunakan 20 butir telur, terdapat 16 telur yang berhasil
menetas dalam rentang waktu 21 hari + 15 jam serta memiliki notifikasi pada Blynk. Sistem
juga dilengkapi pasokan listrik dari aki sebagai cadangan yang memiliki perpindahan sekitar
2-3 detik dari sumber listrik utama PLN. |
en_US |