Abstract:
Menurut penelitian Institut Ilmu Al Qur'an (IIQ) yang dilakukan 25 provinsi bahwa
buta aksara Al-Qur’an di Indonesia masih sangat tinggi, terdapat 72,25% dalam
kategori belum mampu membaca Al-Qur’an dengan baik. Provinsi Banten salah
satu Provinsi yang mayoritas memeluk agama Islam, dengan total masyarakat
Banten 11,79 juta jiwa pada Juni 2021 dan yang mememluk agam Islam sebanyak
11,12 juta jiwa atau 94,82%. Akan tetapi walupun masyarakat Banten mayoritas
muslim, kemapuan dalam membaca Al-Qur’an cukup memprihatinkan, menurut
penelitian (Prof. Dr. Syibli Sarjaya, 2018) masih ada 76,72% yang belum bisa
membaca Al-Qur’an dengan lancar dan 12% diantaranya tidak bisa sama sekali
membaca Al-Qur’an atau buta aksara Al-Qur’an. Kota Tangerang Selatan salah satu
kota di Provinsi Banten yang berkeinginan ingin mengentaskan buta Al-Qur’an dan
juga mencetak penghapal Al-Quran, sehingga di adakannya program “Tangerang
Selatan Mengaji” dan mendukung para Tahfidz Qur’an mendapatkan beasiswa
untuk melanjutkan ke perguruan tinggi serta uang intensif terhadap guru ngaji.
Dengan begitu dibutuhkannya sebuah fasilitas guna mewadahi masyarakat
khususnya Kota Tangerang Selatan untuk belajar Al-Qur’an dan menghafal AlQur’an.
Dalam
kasusnya
belajar
dan
menghafal
Al-Qur’an
yang
sudah
memasuki
usia
dewasa
dengan
usia
dini
berbeda
dalam
proses
pembelajarannya
dalam
segi
kognitif
dan
psikomotoriknya,
Dengan
itu,
untuk
memfasilitasi
orang
dewasa
dalam
menghafal
AlQur’an
dibutuhkan
suatu
perancangan
Rumah
Tahfidz
Qur'an
dengan
suasana
serta lingkungan yang khusus supaya para penghafal Al-Qur’an bisa
menghafal dengan fokus dan nyaman dengan Konsepnya memperhatikan
perkembangan kognitif (kreativitas) dan psikomotorik (aktivitas) peserta didik yang
dimana menyesuaikan dengan ketentuan Surat Keputusan Direktur Jendral
Pendidikan Islam.