Abstract:
Proses packing produk Liquid Electric pada PT XYZ dilakukan secara manual dengan posisi membungkuk, sehingga menimbulkan kelelahan dan nyeri punggung operator. Hal ini tentu berdampak pada kinerja operator. Oleh sebab itu perlu dilakukan pengukuran beban kerja mental dan fisik untuk melihat dampak proses manual packing terhadap kinerja operator. Pengukuran beban kerja mental menggunakan metode NASA-TLX dan pengukuran beban fisik menggunakan metode Cardiovascular Load (CVL). Pengamatan dilakukan pada 7 operator yang bekerja pada stasiun kerja packing. Hasil penelitian menunjukkan beban kerja mental termasuk klasifikasi sedang, dengan weighted work load (WWL) sebesar 77,3. Aspek beban mental yang paling berpengaruh utamanya adalah effort, performance dan physical demand. Sedangkan aspek yang kurang berpengaruh adalah frustration, temporal demand serta mental demand. Hal ini disebabkan karena proses manual packing memerlukan usaha untuk mempertahankan kestabilan proses agar sesuai dengan standar perusahaan. Hasil pengukuran beban kerja fisik menunjukkan prosentase rata-rata CVL operator sebesar 31%. Prosentase CVL dengan range 30-60% menunjukkan perlunya perbaikan system kerja. Hasil pengukuran beban kerja mental dan pengukuran beban kerja fisik mengindikasikan perlunya perbaikan system kerja, guna mengurangi kelelahan dan dampak nyeri punggung. Usulan perbaikan system kerja adalah dengan penambahan meja kerja ergonomis sesuai dengan dimensi tubuh operator, sehingga produktivitas dapat ditingkatkan.